Telur asin adalah salah satu sumber gizi yang banyak disukai banyak orang. Baik orang dewasa maupun anak-anak gemar menyantap telur asin sebagai lauk makanan maupun sebagai pelengkap makan dengan masakan yang lain. Telur asin memiliki rasa yang lezat dan zat gizi yang lengkap, sehingga baik untuk kesehatan tubuh.
Telur ayam lebih populer digunakan daripada telur itik, karena telur itik memiliki bau yang lebih amis. Usaha menghilangkan bau amis ini adalah dengan mengolahnya menjadi telur asin sehingga zat gizi dalam telur asin tidak sia-sia. Selain itu, telur itik memiliki pori-pori yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengasinan karena garam dapat tembus ke dalam telur itik. Proses pengasinan ini bertujuan untuk mengawetkan dan menciptakan rasa yang khas pada telur itik.
Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS seperti yang dilansir untukku.com, ada dua cara mengawetkan telur. Pertama dengan merendamnya pada air garam selama 3-7 hari. Proses ini memiliki kelemahan, karena hanya memberikan rasa asin tapi tidak terlalu awet. Cara kedua adalah dengan meggunakan media garam, yakni campuran antara garam, abu gosok, serbuk bata merah dan kapur. Kemudian adonan tersebut diberi air. Gunakan adonan garam untuk membungkus telur dan simpan dalam guci. Diamkan selama seminggu.
Garam berfungsi meciptakan rasa asin sekaligus menjadi pengawet. Sifat garam adalah menyerap air dalam telur, karena prinsip pengawetan adalah makin tinggi kadar air, makin tidak awet. Makin rendah kadar air, maka akan semakin awet. Itulah sebabnya, ikan asin akan lebih awet dibanding ikan segar karena sudah digarami.
Hal ini sama pula dengan telur itik yang diasinkan, ada proses keluar masuk air dan garam pada telur. Ilustrasinya adalah, garam masuk ke dalam pori-pori kulit telur menuju ke putih telur dan kuning telur. Selanjutnya, garam akan menarik air keluar dari dalam dalam telur menuju kulit telur. Ion chlor dalam garam akan menghambat pertumbuhan bakteri dalam telur. Karena bakteri mati, maka telur bisa awet.
Pada dasarnya, telur itu steril, yang tidak steril adalah kuli telurnya. Begitu keluar dari dalam tubuh unggas, telur akan mengalami kontak dengan otoran sehingga membuat kulit telur jadi terkontaminasi bakteri. Pori-pori kulit telur akan menyebabkan bakteri bisa masuk ke dalam telur.
Itulah mengapa, telur yang mengalami proses pengasinan bisa awet. Meski telah diawetkan, telur asin masih menyimpan semua zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Anda suka telur asin? Nikmati rasanya dan rasakan manfaatnya.