James Riady dan Kristenisasi di Indonesia

Dari sekian banyak jutawan Cina yang melakukan bisnis di Indonesia, James Riady mungkin  satu-satunya keturunan China yang mencampur aduk antara agama dengan dunia bisnis. Mayoritas penduduk asli Indonesia telah memberkan toleransi terhadap keberadaan minoritas 3% Cina di Indonesia kecuali yang bermasalah.

Sekutu Partai Amerika Serikat

Pada 1975, saat usianya 18 tahun, ia terbang ke New York AS, dan bekerja selama setahun pada lrving Trust Banking Company. Pada 1976, James pindah ke Little Rock, Arkansas, masih di AS. Di kota inilah debutnya mulai tampak, dengan mendirikan bank yang diberi nama Worthen Bank dengan modal awal US$ 20 juta. Ia bekerjasama dengan Jack Steven, sahabat kental ayahnya, seorang bankir terkenal dengan julukan god father-nya masyarakat Arkansas.

Lewat Jack Steven, James dikenalkan dengan tokoh-tokoh politik ternama AS. Seperti Jimmy Carter, para senator, serta Bill Clinton, yang kemudian menjadi presiden AS. Persahabatannya dengan Clinton berlanjut hingga kini. Saat ia dipercaya oleh Jack Steven, sebagai Presdir Worthen Bank pada 1984, isteri Clinton, Hillary, menjadi pengacara pada bank yang dipimpinnya. Saat itu, hubungan akrab mulai terbentuk. Kebetulan tempat tinggal keduanya saling berdekatan, dan mereka pun sudah biasa saling mengunjungi.

Bahkan hingga Clinton menjadi orang nomor satu di negerinya, persahabatan itu terus berlanjut. Ketika diadakan Clinton Economic Conference, misalnya, James adalah satu-satunya orang di luar AS yang diundang secara pribadi oleh sang presiden. Dan pada saat upacara pelantikan Clinton sebagai presiden, keluarga besar Mochtar Riady diundang menghadiri acara tersebut. Seusai upacara, Mochtar dan isteri, James dan isteri beserta anak-anaknya, diundang sehari penuh untuk menikmati hari bahagia dalam kehidupan keluarga presiden. Tentang persahabatannya dengan peminpin dunia itu, ia berujar, “Sudahlah, itu cuma hubungan biasa, hubungan antarkawan.” Kemampuannya bergaul dengan berbagai kalangan adalah salah satu kelebihan yang dimilikinya, dibandingkan dengan eksekutif lainnya.

Bentuk sokongan James Riady dan Ted Sioeng pada Bill Clinton – Al Gore adalah pengumpulan dana kampanye. Jadi setiap Bill Clinton – Al Gore kampanye cari dana, James Riady duduk di sebelah Clinton, Ted Sioeng duduk di sebelah Al Gore. Fokus dari tim pengumpulan dana kampanye Clinton – Al Gore yang ditangani James Riady dan Ted Sioeng adalah dari pengusaha-pengusaha Asia.

Berapa jumlah dana kampanye Clinton – Al Gore yang berhasil dikumpulkan James Riady dan Ted Sioeng?, jumlahnya dana yang dikumpulkan James Riady – Ted Sioeng untuk Clinton – Al Gore mencapai US$ 7,5 juta.

James Riady (Lippo) dan Ted Sioeng sukses menggaet pengusaha2 Asia untuk memberikan donasi ke Clinton. Dan banyak sekali pengusaha Tionghoa Indonesia yang ikut sumbang dana ke Clinton melalui Lippo dan Sioeng. Sebut saja, Salim (Indofood), Eka Tjipta (Sinarmas), Murdaya Poo (Berca), A Guan (Artha Graha), Sukanto Tanoto (Raja Garuda Mas) , dan sebagainya. Dan semua dana disetor ke rekening-rekening yang dibuka oleh Lippo dan diterbangkan ke AS melalui markas besar Lippo di Hong Kong

Lebih dari 40 nama orang grup Lippo dan Sioeng terlibat dalam ‘panitia’ pendanaan kampanye Bill Clinton. Mayapada Grup, milik Thahir (Menantu Mochtar Riady) ikutan aktif dalam kepanitiaan dana kampanye Clinton. Jane Dewi Thahir, anak bos Mayapada ini juga ikutan menjadi tokoh kunci. Arief Wiriadinata dan Soraya Wiriadinata (anak Hasyim Ning, salah satu pemegang saham Lippo) juga partisipasi aktif di Lippo.

Riady merupakan teman dekat Bill Clinton yang erat hubungannya dengan masalah penggalangan dana kampanye Clinton. Dia akhirnya mengaku bersalah atas tuduhan “konspirasi penipuan terhadap AS”, dan dikenakan denda sebesar US $ 8.600.000, serta dia dilarang berada di AS selama dua tahun.

Pada tahun 2001, setelah didakwa bersalah atas tuduhan kejahatan terhadapnya oleh Departemen Kehakiman AS, Riady memberikan sebuah wawancara kepada Fortune yang menyebabkannya dihantui masalah yang tak berujung.

Kristenisasi di Desa Miskin

Pada 23 Juli 2001 lalu Fortune.com, sebuah situs terkemuka di dunia, memuat hasil wawancara ekslusif reporternya dengan James T Riady. Wawancara berlangsung saat kunjungan wartawan Fortune ke kediamannya yang mewah, berkamar 16, di tengah danau, serta dilengkapi lapangan golf dan heliped, di kompleks perumahan mewah Lippo Karawaci, Tangerang, Banten.

Dalam artikel itu diceritakan, sebelum memulai wawancaranya, James mengajak wartawan itu melakukan kebaktian bersamanya. Si penulis artikel juga menggambarkan “kesalehan” seorang James Riady sebagai seorang Kristiani fanatik. Hal itu tergambar misalnya, pada saat si wartawan diajak bersama mencicipi hidangan, James mengajak berdoa bersama.

“Bless this meal. Bless the people who prepared it. Thank you for this life, Jesus!” (Tuhan berkati hidangan ini. Berkati juga orang-orang yang telah menyiapkan hidangan ini. Terima kasih Jesus, atas pemberian hidup ini). Demikian doa James mengawali wawancaranya dengan wartawan Fortune.

Artikel itu selanjutnya memaparkan James sebagai anak milyader Mochtar Riady yang menguasai imperium bisnis, khususnya di bidang jaringan telekomunikasi. Ia, tulis artikel itu, menguasai lebih dari 50 kompani bisnis raksasa (pribadi maupun publik) khususnya dalam bidang TV kabel, telepon selular, online shopping, dan jasa internet. Total aset yang dimiliki keluarga James tak kurang dari 12 milyar US$ (lebih dari Rp 100 triliun).

Pada bagian akhir tulisan itu, Fortune mengutip pernyataan James yang menyatakan bahwa dirinya saat ini tidak begitu peduli lagi dengan bisnisnya yang melimpah. Karena saat ini dia (James), katanya, tidak suka lagi dengan urusan tetek-bengek bisnis. “I don’t like the details of running a business,” ujar James.

Artikel itu juga menggambarkan, belakangan ini James tengah berkonsentrasi untuk mengembangkan sistem sekolah pribadinya yang mewah di Lippo Village. Di mana para guru-guru Kristennya dilarang merokok di kelas maupun saat-saat jam istirahat.

Ia berharap bisa membuka 1000 sekolah Kristen di desa-desa miskin di seluruh Indonesia. Ia mengatakan bahwa upayanya itu dalam rangka untuk mengangkat standar moral dan spiritual rakyat Indonesia. James juga mengaku pernah bertemu rekan aktivis gerejanya Pat Robertson, lalu berdikusi tentang rencananya untuk membuka jaringan Kristen di Indonesia.

Tak hanya berkiprah di dunia bisnis, dalam bidang sosial, dengan bendera Lippo, James melahirkan gagasan untuk mendirikan suatu pendidikan terpadu, bernama Sekolah Pelita Harapan (SPH). Cita-citanya, ia hendak mendirikan 10 sekolah untuk kalangan atas, 100 sekolah untuk kalangan menengah, dan 1000 sekolah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Saat ini telah berdiri di tiga tempat : Karawaci, Sentul, dan Cikarang. ” Di SPH, 20 % muridnya adalah beasiswa dari daerah-daerah,” ujar James.

Menurutnya SPH tidak berkait secara langsung dengan Grup Lippo. Dukungan yang diberikan, hanya berupa subsidi. Hanya, kebetulan pengurus yayasan, tergabung dalam Lippo. Bahkan, ia tidak setuju jika SPH membisniskan dunia pendidikan. “Proyek SPH, semata-mata keinginan pendirinya untuk mengembangkan visi sosial,” ujarnya. Namun, James yang juga bendahara Yayasan Bhakti Medika Universitas Trisakti ini, tak menyangkal tentang biaya pendidikan yang tinggi. “Pelita Harapan bukan pendidikan termahal di Indonesia. Jakarta Intenational School (JIS) jauh lebih mahal,” tuturnya.

Rumah Sakit Siloam

James Riady melakukan misi kristenisasi melalui rumah sakit Siloam yang didirikannya. Kata Siloam merupakan nama Yunani dari kata Ibrani[1] Syiloah. Arti dari kata itu ialah “Yang Diutus” dan menjadi nama bagi sebuah kolam yang menjadi sumber air bagi seluruh Kota Yerusalem pada masa dahulnya. Orang Kristen dan Yahudi percaya bahwa kolam ini telah ada semenjak Masa David (Nabi Daud). Dalam sejarah Kristen disebutkan bahwa Isa (yang dalam kepercayaan mereka bernama Yesus ketika menunjukkan salah satu mukjizatnya yakni menyembukan orang buta) menyuruh orang yang hendak disembukannya untuk membasuh dirinya di Kolam Siloam. Hal ini dilakukannya setelah mengoles mata si buta tersebut dengan tanah yang telah diaduk dengan air liurnya.

Rupanya karena inilah James T Riady memberikan nama Siloam kepada Rumah Sakit miliknya, sesuai dengan yang telah dikisahkan oleh Injil Kitab Suci Agamanya. James sendiri merupakan seorang Kristen Religius, salah satu usaha investasinya yakni di Manado Sulawesi Utara merupakan buah dari do’anya dimana menurut pengakuannya “Tuhan Menjamah Dirinya, Dalam jamahan itu, saya mendengar sapaan Tuhan yang berkata, pergi dan bangunlah Kota Manado di Sulawesi Utara!”.

Bahkan James juga mendirikan kelompok Persekutuan Do’a yang aktif tiap Jum’at pagi melakukan ritual do’a mereka. Dirinya yang religius juga diakui oleh salah seorang pengusaha Sulut yang menyaksikan sendiri bagaimana James pergi ke rumah-rumah penduduk di Sulut, tinggal di rumah mereka, dan berdo’a bersama mereka.

Sedangkan Evangelis merujuk kepada orang-orang Kristen Protestan yang religius dimana mereka mempercayai Yesus sebagai Mesias. Kata evangelis sendiri muncul sebagai pembeda bagi orang-orang liberal dalam agama Kristen Protestan. Kata Evangelis sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “Kabar Baik”.

James Riady dan Politik Nasional

Selama proses reformasi di Indonesia, Bill Clinton bersama Lippo menyiapkan skema demokratisasi Indonesia Usai Bill Clinton selesai masa jabatan pada tahun 2000, Partai Demokrat AS fokus menyiapkan Partai Demokrat Indonesia.

Terjadilah deal-deal politik antara para Naga dipimpin grup Lippo untuk ikut dalam proyek pembentukan Partai Demokrat di Indonesia. Dan disepakatilah, seluruh anggota Naga (Sinarmas, Indofood, Lippo, Raja Garuda Mas, Maspion dsb) menjadi donatur utama Partai Demokrat. Tentunya dengan janji perlindungan bisnis para Naga. Maka jangan heran kalau para pengusaha Tionghoa akan dijaga seluruh bisnisnya oleh SBY.

Masih ingat kasus tunggakan pajak Paulus Tumewu (Ramayana) senilai Rp 2 triliun? Sri Mulyani atas perintah SBY memutihkan pajak Paulus. Kemudian tunggakan pajak Indofood senilai Rp 1 triliun plus denda Rp 4 Triliun atau total Rp 5 triliun? Itu juga diloloskan oleh Sri Mulyani. Kemudian kasus tunggakan pajak Asian Agri (Sukanto Tanoto) Rp 2,6 Triliun? Disetop oleh SBY via Sri Mulyani. Sinarmas versus Greenpeace atas illegal logging? SBY bela dan pasang badan untuk bela Sinarmas.

Setelah surutnya Partai Demokrat, James Riady berpindah haluan ke PDIP yang mengangkat Joko Widodo dan Ahok sebagi gubernur DKI Jakarta. Pengaruh Ahok yang keturunan China menjakinnya didukung penuh oleh pengusaha China yang menguasai sektor-sektor ekonomi di Jakarta.

Jokowi dan James Riady

Dengan media milik grup James Riady, diangkatlah citra Joko Widodo dan Ahok. Media di dalam Grup mereka adalah Beritasatu1.TV,  beritasatu .com, Suara Pembaruan, Jakarta Globe,  The Straits Times, Majalah Investor, Globe Asia, The Peak, Campus Asia, Student Globe, Kemang Buzz, Campus Life, termasuk Beritasatu FM.

Selain media cetak, televisi mainstream, sosial media seperti Twitter, Facebook, Kaskus dan lain-lain juga dikontrak khusus. Ada ribuan orang dan akun sosial media palsu yang dipegang oleh 1500 orang yang mengelola lebih dari 10.000 akun sosial media. Dulu waktu pilkada DKI, selain orang-orang yang permanen kelola akun untuk pencitraan Jokowi, dibentuk juga Tim Jasmev.