Namanya Atika binti Zaid bin Amar bin Nufail. Merupakan keturunan Quraisy yang baik nasabnya. Perangainya lembut, parasnya cantik, akhlaknya mulia, hatinya bersih. Wajar, jika kemudian, dalam perjalanan hidupnya, beliau tercatat bersuami para mujahid. Tidak tanggung-tanggung, beliau menikah dengan empat generasi terbaik umat ini dimana keempatnya syahid di jalan Allah.
Pertama kali beliau dinikahi oleh Abdullah putra Abu Bakar ash-Shidiq. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Robbani ini? Sang Abu Bakar adalah yang terdepan dalam jihad, ia infaqkan semua hartanya di Jalan Allah dan RasulNya.
Sayangnya, lantaran kecantikan dan kepiawaian Atikah dalam berinteraksi, ia bercerai dengan Abdullah lantaran titah Abu Bakar. Apa pasal? Karena asyik bercengkerama dengan Atikah, Abdullah lalai dari shalat berjama’ah. Dua pasangan ini asyik bercanda dari sebelum adzan hingga shalat usai didirkan. Maka, sang Ayah yang sholih itu segera memanggil buah hatinya, “Wahai Abdullah, ceraikanlah istrimu.”
Selepas cerai, Abdullah jatuh sakit. Sang ayah yang faham itu tahu penyebab sakitnya. Maka diperintahkanlah Abdullah rujuk dengan Atikah dengan satu syarat, “Jangan sampai cintamu kepada wanita itu mengalahkan cintamu kepada Allah dan RasulNya.” Kedua sejoli inipun akhirnya menikah untuk kedua kalinya.
Waktu berjalan, keduanya bertumbuh dalam rangka saling mencintai karena Allah. Hingga akhirnya, Perang Thaif berkecamuk. Atikah berangkat sebagai penyemangat para mujahid dengan syair-syairnya. Sedangkan Abdullah maju dengan gagah perkasa hingga akhirnya menjadi syuhada’. Atikah-pun menjanda. Janda Syuhada’.
Selesai masa ‘iddah, Atikah yang sholihah itu disunting oleh Umar bin Khaththab. Cinta keduanya tumbuh subur, menjulang ke langit batangnya, akarnya menancap kuat di bumiNya dan buah nya bertebaran di seantero masyarakat sekelilingnya. Hingga akhirnya Sang Umar ditikam oleh seorang bejat. Kembali, Atikah menjadi Janda Syuhada’ untuk kedua kalinya.
Tak berselang lama, Sang Janda Syuhada’ itupun dipersunting oleh Zubair bin Awwam. Seorang sahabat nabi yang tak diragukan lagi kesholihan dan komitmennya dalam dakwah. Waktu berlalu, hingga akhirnya Sang Zubair syahid di medan Jamal. Ya, kembali untuk ketiga kalinya, Atikah menjadi Janda Syuhada’.
Selepas itu, Atikah hendak dipersunting oleh Ali bin Abi Thalib. Tapi Ali urung melaksanakan maksudnya karena Atikah mengajukan syarat agar suaminya kelak tidak terjun dalam kancah jihad bil qital. Maka akhirnya, Husein bin Ali-lah yang menyunting Janda Syuhada’ itu. Ketika itu, usia Atikah sudah berkepala lima. Namun kasih sayangnya utuh, hingga keluarga Husein-Atikah senantiasa harmonis dalam kerangka saling mencintai karena Allah.
Takdirpun berlaku. Husein bin Ali syahid dalam medan Karbala. Untuk keempat kalinya, Atikah yang memesona itu menjadi janda Syuhada’. Hingga akhirnya Atikah tidak dinikahi lagi oleh siapapun dan wafat pada tahun 40H.
Allahu Akbar Walillahil Hamd … Semoga kisah ini menginspirasi kita semua. Bahwa orang baik, tidaklah dipasangkan kecuali dengan orang baik pula.