“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya negeri akhirat itu adalah terlebih baik bagi orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” [Al-An’am ayat 32]
Kehidupan ini begitu singkat. Seberapa umur kita, sepanjang itulah kehidupan kita berjalan. Baik itu suka maupun duka. Tahu-tahu sudah menikah. Tahu-tahu sudah punya anak. Tahu-tahu sudah punya cucu. Hidup jadi terasa begitu singkat.
Singkatnya hidup makin terasa saat aja menjemput. Kita tinggal di alam barzakh. Berapa lama? Wa’llahua’lam. Hanya Allah yang tahu. Saat kita dibangkitkan, masih ada perjalanan panjang sebelum kita diputuskan untuk tinggal di mana. Di taman syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, atau di neraka yang membara. Namun, penantian di yaumul hisab tersebut masih merupakan permulaan dari kehidupan panjang kita di akhirat.
Firman Allah dalam surat Al-Ma’arij [70] ayat 4:
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.”
Apabila 1 hari di akhirat sama dengan 50.000 tahun di akhirat, maka bukankah waktu 60-70 tahun kita di dunia ini sangat singkat? Kita hidup di dunia hanya sekejap saja. Lantas, apa yang akan kita perbuat dalam hidup yang singkat ini? Banyak manusia yang lalai di dunia, lupa menyiapkan diri untuk bekal hidup kekal di akhirat.
Jika kita ditimpa musibah di dunia, apakah lantas kita berdiam diri dan bersedih? Kalau bahasa anak muda sekarang, galau tiada berujung. Bahkan ada yang putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidup. Naudzubillah. Musibah bukanlah untuk bersedih, namun sarana bagi kita untuk bermuhasabah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jangan bersedih, wahai saudaraku. Kita tidak tahu berapa lama lagi kita hidup, karena mati itu pasti dan tak bisa dihidari. Oleh karena itu, isilah hari-harimu dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT agar kita bisa menabung pahala, mempersiapkan bekal perjalanan untuk akhirat kita yang kekal abadi.