Dahulu di zamannya, anak-anak Nabi Israel (yakni: Bani Israel) adalah orang-orang pilihan; yakni orang-orang yang Allah Ta’ala berikan kelebihan dan keutamaan di atas segala ras. Itu diwartakan oleh Rabb kita, al-Aliim al-Khabiir, dengan firman-Nya yang agung:
[arabtext] وَلَقَدِ ٱخْتَرْنَٰهُمْ عَلَىٰ عِلْمٍ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ [/arabtext]
“Dan sesungguhnya telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa-bangsa.” [Q.S. Ad-Dukhan: 32]
Dan pada masa kenabian Nabi kita, Muhammad -shallallahu alayhi wa sallam-, mereka kufur terhadap Nabi dan apa yang dibawa oleh beliau. Allah Ta’ala pun mengajak mereka untuk mengingat:
[arabtext] يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتِىَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّى فَضَّلْتُكُمْ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ [/arabtext]
“Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.” [Q.S. Al-Baqarah: 47]
Dikatakan oleh para ahli tafsir dari generasi salaf, bahwa di setiap zaman ada golongan yang paling berilmu. Dan di masa kejayaan Bani Israel, mereka adalah yang paling berilmu dari semua ras yang hidup semasa itu. Namun, kelebihan yang Allah berikan pada mereka tidak bermanfaat maksimal, atau bahkan menyebabkan pembangkangan.
Dan karena mereka kufur, maka gelar umat terbaik yang mereka sandang sebelumnya pun hilang. Gelar itu disematkan kini oleh Allah Ta’ala kepada Umat Nabi Muhammad -shallallahu alayhi wa sallam-. Dan umat Yahudi wajib untuk menjadi ‘follower’ Nabi Muhammad. Sebagaimana yang Allah Ta’ala katakan:
[arabtext] كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًۭا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ [/arabtext]
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” [Q.S. Ali Imran: 110]
Maka, ayolah dan marilah kita berilmu banyak dan mengamalkannya. Bersyukur marilah kita.
Ustadz Hasan Al Jaizy, Lc.