Kapankah Memulai Kejujuran?

Mulailah kejujuran sekarang juga, saat ini juga. Kejujuran harus dimulai dari diri sendiri, bukan dari orang lain. Jujur kepada Allah tentang dirimu, jujur kepada dirimu sendiri. Jika engkau mengatakan subhanallah dengan berulang-ulang dan penuh penghayatan maka engkau mengakui bahwa Allah Maha Suci sedangkan dirimu kotor dan banyak menyalahi atau berdosa kepada-Nya. Jika engkau sering beristigfar maka engkau jujur mengakui bahwa itu kesalahanmu. Jika engkau selalu memuji Allah, maka engkau mengakui bahwa tiada yang patut dipuji selain Allah.

Inilah pangkal kejujuran dan makna dari firman Allah Azza wa Jalla,

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS. Ar-ra’du: 28-29)

Hendaknya mulai dari sekarang harus konsisten dengan kejujuran itu meskipun harus berhadapan dengan siapa pun. Jangan sekali-kali berdusta atau membohongi orang lain karena Allah maha tahu. Dia akan membuat perhitungan denganmu tentang hal itu. Ingatlah sabda Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam,

“Kejujuran itu adalah ketenangan, sementara kebohongan adalah kegelisahan” (HR. Bukhari)

Saat seorang anak manusia berbuat jujur (terhadap Allah dan dirinya sendiri), maka akan merasa tenang dan tentram. Demikian juga ketika jujur terhadap kepada orang lain. Tetapi tatkala berbuat doa atau mengkhianati orang maka hatimu menjadi gelisah. Maka tinggalkanlah kegelisahan itu, beristigfarlah lalu dan bersikap jujur.

Sabda Nabi Shalallahu wa Sallam,

“Apabila seorang hamba berbohong , Malaikat yang menyertainya akan menjauh sekitar satu mil karena bau busuk perbuatannya” (HR. At turmudzi)

Jika Malaikat menjauh, artinya hilanglah rahmat Allah. Lalu, pastilah Allah murka kepadamu. Setelah itu, yang akan mendekat kepada hanyalah syaitan. Karena itu berhati-hatilah, jangan berbohong. Sebab kebaikan datang bersama saudaranya(kejujuran). Demikian pula dengan keburukan, ia datang bersama saudaranya(berbohong).

Selanjutnya, untuk melatih kejujuran Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Berikan jaminan kepadaku dengan enam hal dari dirimu dan aku menjamin surga untukmu: jujurlah jika berbicara, tepatilah jika berjanji, tunaikanlah jika diserahi amanah, jagalah kemaluanmu, jagalah pandanganmu, dan jagalah tanganmu” (HR. Ahmad)