Kegalauan Syiah atas Konsep Taqiyah dan Imamah

Syiah menganggap berdusta (berpura-pura untuk cari selamat atau untuk tujuan dakwah) merupakan salah satu inti ajaran Islam yang sangat penting. Doktrin ini dikenal sebagai “taqiyah” dalam teologi Syiah. Kenapa berdusta (taqiyah) mereka anggap sebagai ajaran Islam terpenting? Karena kalau gak ada konsep taqiyah, maka hancur sudah semua bangunan teologi ajaran Syiah. Apa sebabnya?

Karena tanpa adanya konsep taqiyah, mereka akan kesulitan luar biasa menjelaskan sikap Ali radhiyallahu ‘anhu yang tetap bersama para Sahabat Nabi lainnya, berjuang bersama mereka, bahkan tetap membaiat para khalifah rasyidin tersebut. Padahal Syiah punya konsep inti yang disebut “imamah”, yakni mereka meyakini bahwa Allah telah menentukan Ali (dan imam-imam setelahnya) sebagai khalifah Rasulullah.

Nah ketika mendapati sikap Ali yang tetap bersama para sahabat tersebut, Syiah menghadapi 2 dilema:

Pertama: Kalau benar konsep imamah itu ada dalam Islam dan Ali telah ditetapkan Allah sebagai imam khalifahnya Rasulullah lalu kenapa Ali tak menyatakannya dan tidak memperjuangkannya. Yang terjadi malah sebaliknya: Ali tetap bersama para sahabat. Dengan demikian doktrin imamah itu hanya imajinasi yang mengada-ngada belaka karena bertentangan dengan kenyataan tsb diatas. Kalau betul Ali memiliki perintah Allah sebagai penerima wasiat Imamah, seharusnya itu dinyatakan dan diperjuangkan.

Kedua: Ali saat itu sedang berdusta dan berpura-pura berbaikan dengan para sahabat lainnya. Tujuannya demi cari selamat dan cari-cari kesempatan agar suatu saat bisa merebut tampuk Khalifah sesuai wasiat Rasul. Jadi, konsep imamah itu betul, dan sikap Ali saat itu hanya pura-pura belaka.

Dan Syiah ternyata memilih opsi kedua. Jadi, doktrin berdusta/taqiyah itu pada dasarnya diada-adakan hanya demi menutupi keganjilan konsep imamah mereka sebelumnya.

Jika konsep imamah itu kita ibaratkan sebagai kaos oblong robek compang-camping, maka konsep taqiyahlah tambalannya. Jika konsep imamah itu ban motor yang bolong, maka konsep taqiyah itulah tambalannya.

Nah Saudara, ketika konsep taqiyah ini sudah jadi doktrin teologis begitu, maka konsekwensinya jadi meluas. Sikap Ali yang dianggap Syiah sedang berdusta pun akhirnya dijadikan ajaran yang boleh dipraktikan (jadi semacam sunnah). Dari sinilah muncul anggapan bahwa berdusta dalam rangka taqiyah itu merupakan ajaran Islam yang diperintahkan Allah dan dipraktekan Ali. Ini ajaran penting.

Kalau dipikir-pikir, agama Islam versi Syiah keqnya merupakan satu-satunya agama di dunia fana ini yang mengajarkan berdusta itu adalah kebaikan.