Al Imam Ibnul Jauzi mengisahkan dalam Al Mawa’idz Wal Majalis tentang seorang pemuda, Abu Bakar Al Miski namanya. Dia dijuluki Al Miski (si kasturi) karena tubuhnya sangat harum dan khas.
“Kalau boleh tahu,” tanya seseorang suatu ketika, ”Apa yang menyebabkan anda selalu memakai minyak misk setiap saat?”
“Demi Allah,” tuturnya, “Sungguh saya tidak pernah memakai minyak misk sejak bertahun-tahun lalu. Tetapi akan saya ceritakan penyebab tubuhku selalu mengeluarkan bau harum minyak kasturi.”
“Dahulu pernah ada seorang wanita tak berakhlaq, dia menipu, dan memperdayaku sehingga aku terpaksa masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu tiba-tiba ia menutup rumahnya, dan berusaha menggoda dan merayuku. Saat itu aku bingung sekali. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk bisa keluar dari rumah itu.”
Akhirnya aku dapatkan penyelesaian yang kurasa agak keterlaluan. Kukatakan padanya,”Ijinkan aku ke WC sebentar…”
Wanita itu memanggil pembantunya dan memerintahkannya untuk menggantarkanku ke WC. Ketika sampai di WC, aku mengambil kotoran dan mengoleskannya ke seluruh tubuhku.
Aku pun kembali ke wanita itu dengan tubuh dan pakaianku yang penuh belepotan kotoran. Ia kaget sekali. Seketika itu juga ia memerintahkan pembantunya untuk mengeluarkanku dari rumahnya. Alhamdulillah, segala puji bagiNya. Aku pulang dan membersihkan tubuhku yang penuh kotoran.
Pada malam harinya aku bermimpi mendengar seruan suara, “Ya Abu Bakar, engkau telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang selainmu. Mulai sekarang Kujadikan tubuhmu selalu harum di dunia dan akhirat.”
“Begitulah, mulai saat itu tubuhku selalu mengeluarkan bau wangi haruman minyak misk, dan itu berlanjut sampai sekarang.”
Masya Allah..
Begitulah akhlaq orang-orang terdahulu, enjaga kehormatan dirinya dan agamanya. Kini hanya sebagian kecil saja orang-orang yang bisa menjaga kehormatannya. Walaupun sudah jelas dalam Al-Quran dijelaskan secara gamblang, “Wanita-wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor untuk perempuan yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik…” (QS. An-Nur: 26)
Kehormatan bagi setiap orang adalah hal penting yang harus dijaga. Apalagi bagi setiap muslim. Menjaga kehormatan adalah sebuah cerminan tebal atau tipisnya keimanan seseorang.
Iman seseorang akan diuji oleh Allah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat ketaqwaan seseorang. Sama halnya seperti ujian sewaktu kita sekolah atau kuliah. Untuk ke jenjang berikutnya atau menuju tingkat selanjutnya kita harus melewati ujian tertentu, apakah sudah pantas untuk lulus atau tidak. Semakin tinggi ujiannya makan semakin tinggi pula tingkat keimanan kita.
Keimanan kita tidak hanya di uji dari menjaga kehormatan kita. Dalam kisah Abu Bakar kita diajarkan selain menjaga kehormatan juga diajarkan mengenai akhlaq mulia yang tercermin dari tutur yang halus walaupun dia tahu dia dijebak. Kemudian diajarkan bagaimana kita harus bersabar dalam menghadapi ujian dari Allah dan bagaimana kita bersyukur setelah selesai menghadapi ujian.
Kehormatan diri yang kita jaga akan mendatangkan keberuntungan. Karena sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nur: 26, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik begitu pula sebaliknya. Itu adalah janji Allah kepada umatNya yang bertaqwa. Jika engkau ingin sesuatu yang baik maka jagalah kehormatanmu, bukan mengobral kehormatanmu pada orang lain dan menjadi perempuan ‘sepuluh ribu tiga’ yang digunakan tanpa rasa hormat. Jadilah pribadi tak ternilai yang menjadi kebanggaan Allah.
Della Herawati, S.Pd.I.