Sesungguhnya kemenangan itu tidak datang dengan sendirinya, tidak turun tanpa tujuan dan tidak diperoleh secara kebetulan.
Kemenangan mempunyai hukum dan aturan main sebagaimana yang diabadikan Allah dalam kitab-Nya alqur`anul karim untuk diketahui oleh hamba-hamba-Nya yang mu`min agar menjadi panduan bagi mereka.
1. Hukum Pertama
Sesungguhnya kemenangan itu hanya dari sisi Allah.
Orang yang dimenangkan Allah tak mungkin bisa dikalahkan oleh siapapun dan kapanpun juga, meski seluruh manusia di muka bumi ini bersatu padu untuk mengalahkan mereka sebaliknya orang yang dikalahkan Allah tidak mungkin bisa meraih kemenangan walaupun mereka memiliki pasukan dan perlengkapan yang melimpah.
Inilah yang disebutkan oleh alqur`an dengan jelas dan gamblang yang tidak bisa ditawar lagi :
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ [آل عمران/160]
jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.
وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ [الأنفال/10
dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ada kalanya Allah memenangkan yang sedikit sehingga yang sedikit itu dapat mengalahkan yang banyak, seperti peristiwa Thalut dan Jalut.
Allah memenangkan Thalut dan pasukannya atas Jalut dan pasukannya padahal pasukan Jalut dan perlengkapannya jauh lebih unggul. Pada awalnya pasukan Thalut merasa takut melihat pasukan Jalut yang tampak hebat dan kuat, mereka merasa pesimistis dapat mengalahkan pasukan Jalut namun orang yang merasa yakin dan memiliki iman yang kokoh berkata kepada mereka : ” berapa banyak kaum yang sedikit mengalahkan kaum yang banyak dengan izin Allah, sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar “. inilah yang dipaparkan Allah dalam alqur`an :
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ [البقرة/249
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. dan Barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, Maka Dia adalah pengikutku.” kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Adakalanya Allah memenangkan orang yang tidak memiliki pasukan dan senjata sma sekali, sebagaimana Allah memenangkan Rasul-Nya Muhammad saw ketika beliau berada didalam gua :
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ [التوبة/40
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
2. Hukum Kedua
Allah hanya menolong orang-orang yang telah menolong-Nya, siapa yang telah menolong agama-Nya maka barulah Allah akan menolongnya, ini adalah merupakan hukum dalam bentuk syarat dan balasan sebagaimana Firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ [محمد/7
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Pada bagian lain Allah menetapkan hukum-Nya dalam bentuk berita yang tetap yang dikukuhkan dengan “lam qasam” [ huruf lam sumpah] dan ” nun taukid” [ huruf nun untuk menguatkan pernyataan] dalam Firman-Nya :
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ [الحج/40
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa
Jadi orang-orang yang diberi pertolongan oleh Allah hanyalah mereka yang telah menolong agama-Nya, yang telah menegakkan kalimat-Nya, pertolongan Allah bisa diperoleh bila kita menerapkan syariat-Nya ditengah makhluk-Nya, jaminan itu diungkapkan menyusul penjelasan tentang kualitas orang yang membela dan dibela oleh Allah sebagaimana dijelaskan oleh Firman-Nya :
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ [الحج/41
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Al Qur`an juga menjelaskan pembelaan Allah itu hanya bisa diraih dengan keimanan dan dengan menyiapkan diri menjadi tentara-Nya, siapa yang beriman kepada Allah dengan iman yang sebenarnya maka berarti ia telah membela Allah dan masuk menjadi anggota pasukan-Nya, Allah berfirman :
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ [الروم/47
dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.
وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ [الصافات/173
dan Sesungguhnya tentara Kami Itulah yang pasti menang,
3. Hukum Ketiga
Sesunggunya pembelaan itu hanya bagi orang mu`min saja, mereka adalah tujuan dan objek pembelaan Allah, Allah mengatakan hal itu kepada Rasul-Nya yang mulia Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ [الأنفال/62
dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan Para mukmin
Bukan hanya itu Allah juga pernah menurunkan air hujan sebagai rahmat kepada kaum mu`minin dalam perang Badr (al Anfal 11).
Adakalanya Allah menolong hamba-Nya dengan perantaraan tangan musuh-musuh-Nya dengan menanamkan rasa takut kedalam hati mereka sebagaimana Allah lakukan pada Tahudi Bani Nadhir yang dikisahkan-Nya dalam al Qur`an :
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ [الحشر/2
Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.
Ternyata orang-orang kafir yahudi bani nadhir merobohkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan dengan tangan kaum mu`minin, ini dilakukan karean rasa takut mereka kepada orang-orang mu`min.
Dalam perang khandaq, Allah mengirimkan badai disaat kaum mu`minin menderita cobaan berat, Allah mengatakan mengenai cobaan ini :
هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا [الأحزاب/11
Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.
Dalam perang Hunain Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada Rasul-Nya dan kepada kaum mu`minin sebagaimana yang dilukiskan dalam surah At Taubah ayat 25-26:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ (25) ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنْزَلَ جُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ [التوبة/25، 26
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
Wallahu yaquulul haqqa wa huwa yahdis sabiil..
Syaikh Prof. DR. Yusuf Al Qaradhawi