Kesamaan Tugas Manusia dan Jin Dalam Surat Ar Rahman

Surat Ar Rahman menyempurnakan pokok bahasan yang ada dalam surat (sebelumnya yaitu) surat Al Qamar, yaitu mengenal Allah SWT melalui nikmat-Nya, agar menarik orang untuk memilih jalan keimanan.

Rekan dalam Tugas

Surat ini menampilkan hal baru yang belum ditampilkan oleh surat lainnya, yaitu menyertakan jin (selain manusia) sebagai objek firman Allah. Adapun ayat Allah yang ditunjukkan kepada jin dan manusia, yaitu:

“Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin” (31)

Surat ini memberi pesan kepada jin dan manusia agar menentukan pilihan pada manhaj (metode), rambu-rambu, dan ayat-ayat yang ada di hadapan mereka. Masih ada lagi pembicaraan yang langsung ditujukan pada dua kelompok (manusia dan jin)

“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tiada dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (33)

Bahkan ayat yang paling banyak diulang dalam surat ini pun berbicara langsung pada dua jenis makhluk tersebut. Sebagai selingan pertanyaan, setiap kali dijelaskan berbagai nikmat.

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Ayat ini berbicara sama pada manusia dan jin, dengan menggunakan kata “Rabbikumaa…” (Tuhan kamu berdua). Juga memerintahkan keduanya secara bersama untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT dan tidak mendustakannya.
Oleh karena itu ketika ayat-ayat ini diturunkan, Rasulullah SAW bersadba,

“Mengapa aku tidak mendengar kalian mengatakan seperti yang dikatakan para jin?” Para shahabat bertanya, “Apa yang dikatakan oleh para jin?” Rasulullah SAW menjawab, “Mereka mengatakan, “Laa bi syai-in min ni’matika rabbanaa nukadzdzibu… Fa lakal hamdu” – “Tidak ada satupun dari nikmat-Mu wahai Tuhanku yang kami dustakan, untuk-Mu lah segala puji”

Sungguh, ini makna yang indah dan jawaban yang sangat lembut terhadap pertanyaan “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”. Sebaiknya Anda mentafakkuri ayat ini setiap kali membaca surat Ar Rahman. Penuhilah hati dan eksistensi Anda dengan mengingat nikmat-nikmat Allah SWT dan mensyukurinya.

Menentukan Pilihan

Metode pemaparan surat ini persis dengan metode yang digunakan surat-surat juz 27 dalam menawarkan pilihan dua jalan, dengan menampilkan dua kelompok manusia. Pertama, kelompok manusia yang mendustakan nikmat Allah.

“Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Orang-orang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka.” (39-41)

Sungguh, ini pemandangan yang menakutkan,

“Inilah neraka jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling diantaranya dan diantara air yang mendidih memuncak panasnya.” (43-44)

Berikutnya ditampilkan kelompok kedua, yaitu penghuni surga. Dengan begitu ayat-ayat memberikan pengaruh mendalam pada hati, sehingga bergegas memilih jalan keselamatan.

“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, ada dua surga. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (46-47)

Telah diakui, surat ini merupakan surat yang paling indah dan dapat menghantarkan muslim mengenal nikmat Tuhan-nya. Dengan demikian ia terbantu untuk memilih jalan kebenaran dan teguh padanya.

Diresume dari terjemah Kitab “Khowathir Qur’aniyah” karya Syaikh Amru Khalid, Penerbit Al I’tishom

 

Oleh: World Traveller, Yogyakarta