Keterbukaan dalam Rumah Tangga

Keterbukaan adalah kunci awal yang efektif untuk menghadapi tantangan dan memecahkan persoalan dalam kehidupan berumah tangga. Hendaknya suami dan isteri saling terbuka dan menyampaikan perasaan serta keinginan dirinya secara leluasa. Jangan ada hambatan komunikasi antara mereka berdua sejak dari awalnya. Biasakan diri berkomunikasi dengan penuh keterbukaan dan kelegaan hati.

Itulah cara saling mengenal yang amat efektif. Dengan keterbukaan, anda bisa menyingkat masa pengenalan anda dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan apabila tidak bersikap terbuka. Tentu saja pengenalan yang diperlukan antara suami isteri tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat permukaan saja, diperlukan pengenalan yang mendalam dan tuntas. Mengenalkan segala hal yang diperlukan, meskipun tentu saja ada hal-hal tertentu yang berkaitan dengan ketidakbaikan masa lalu yang tak perlu diceritakan demi menjaga perasaan pasangan anda.

Apabila dari hari-hari pertama yang menyenangkan itu keterbukaan sudah bisa dilakukan, hendaklah suasana itu tetap dijaga dan dipertahankan untuk seterusnya. Keterbukaan adalah kunci utama menghadapi persoalan-persoalan kerumahtanggaan. Tanpa ini, yang terjadi adalah menumpuknya problem hingga tidak ada kejelasan penyelesaian. Keterbukaan adalah jalan penting menyelesaikan permasalahan.

Anda berdua perlu terbuka mengutarakan hal-hal yang anda sukai dan tidak sukai, keinginan dan harapan yang anda berikan kepada pasangan anda. Anda bisa terbuka tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi diri anda sendiri untuk diketahui pasangan anda, dan anda perlu terbuka untuk menyampaikan cita-cita besar dalam kehidupan anda. Sampai kepada masalah-masalah yang teknis, anda bisa menyampaikan apa yang anda kehendaki. Bukankah itu lebih mempercepat proses pengenalan anda kepada pasangan anda?

Dalam kehidupan keseharian, masing-masing bisa mengungkapkan keinginan hati dan perasaan tanpa ada ketakutan dan sumbatan. Masing-masing menyampaikan kisah diri dan nasihat kepada pasangannya.

Khawatir terhadap Reaksi Pasangan

Namun adakalanya sebab ketidakterbukaan adalah ketakutan atas reaksi yang akan diterima. Seorang isteri takut menyampaikan yang sesungguhnya tentang harapan atau kritikan pada suami lantaran takut respon suami akan mengecewakannya. Jangan-jangan suami akan menganggap remeh urusannya, jangan-jangan suami akan marah atau kekhawatiran lain.

Demikian pula hal yang serupa dapat terjadi pada seorang suami. Ketika ia menyampaikan sesuatu ia memiliki kekhawatiran, jangan-jangan isterinya akan menangis berlebihan untuk suatu hal yang tidak begitu penting, atau jangan-jangan isteri akan mengomelinya…

Untuk mengurangi kekhawatiran tersebut dapat ditempuh jalan diantaranya, pertama, buatlah kesepakatan tentang reaksi yang diharapkan. Misalnya, sejak awal pasangan mengungkapkan bahwa ia ingin ketika curhat didengarkan dulu, bukannya langsung dikomentari. Bagaimanapun, antara laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan cara berkomunikasi yang berbeda.

Seorang perempuan seringkali merasa dengan menceritakan masalahnya, adalah bagian dari penyelesaian masalah, karena telah terkurangi beban psikologisnya. Pihak perempuan sering kali lebih verbal. Ia menginginkan suami berespon sebagaimana ia merespon masalah. Ia terutama hanya mengharap empati bagi setiap masalahnya.

Sementara laki-laki, tidak terlalu suka jika menampakkan kegagalan dirinya. Ukuran berhasil atau gagal baginya adalah dari kemampuan menyelesaikan urusannya secara mandiri. Padahal rata-rata sikap perempuan suka memberikan pertolongan tanpa diminta. Ketika seorang laki-laki mengungkapkan sesuatu, perempuan akan membahasakan bahwa laki-laki tersebut membutuhkan banyak saran dan bantuan untuk menyelesaikan masalah. Akibatnya ia akan memberikan intervensi yang berlebihan. Dan ini kadang-kadang mengecewakan pasangannya.

Kedua, komitmen tentang sikap atau respon pasangan sebaiknya disampaikan di awal
Komitmen yang dimaksud, misalnya dengan mengatakan, “Aku ingin menyampaikan sesuatu, tetapi tolong engkau jangan tersinggung…” atau “Aku berharap, ini baru sekedar memberi tahu dulu, aku belum membutuhkan bantuan kongkritmu…” atau ungkapan lain yang anda harapkan. Ini akan sangat membantu sebagai referensi anda di masa selanjutnya tentang karakter dan harapan pasangan anda.

Terbuka untuk Kritik dan Musyawarah

Masuk dalam kategori keterbukaan ini adalah kesediaan diri untuk menerima masukan dan kritikan dari pasangannya. Tidak menutup diri dari kritik yang ditujukan atas kelemahan dan kekurangan diri. Apabila suami dan isteri telah merasa benar sendiri, dan mereka menutup masukan-masukan dari pihak lain, itu adalah awal dari kerapuhan hidup berumah tangga.

Namun kritik dan masukan harus dilakukan dengan penuh kelembutan, bukan dengan emosi dan kemarahan. Gunakan metode positif untuk mengungkapkan kritikan, jangan menggunakan ungkapan negatif. Contoh ungkapan negatif adalah, “Aku tidak suka badanmu yang gembrot”. Gunakan ungkapan positif, “Aku bangga memiliki istri cantik seperti kamu. Namun akan lebih cantik jika engkau mengikuti program untuk sedikit menurunkan berat badanmu”.

Selebihnya, musyawarah penting dilakukan guna mengantisipasi dan menuntaskan tantangan. Kebiasaan musyawarah ini akan membantu meringankan beban kehidupan suami isteri. Berbagai hambatan dipecahkan sedikit demi sedikit dengan kebersamaan, tidak menunggu sampai permasalahan bertambah menumpuk sehingga sulit dipecahkan. Musyawarah sangat efektif untuk merancang masa depan, selain mencairkan kekakuan di antara suami isteri.

Jika selama ini anda termasuk tipe orang tertutup, mungkin cukup sulit bagi anda untuk memulai keterbukaan tersebut. Diperlukan energi yang lebih untuk memulai bersikap terbuka, sebab kadang yang dijumpai bukanlah masalah keberanian, akan tetapi tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan keterbukaan tersebut. Bagaimana mengungkapkan keinginan, bagaimana menyampaikan harapan, bagaimana mengutarakan pendapat. Mungkin anda tidak tahu bagaimana anda harus mengawalinya.

Ingatlah bahwa segala sesuatu yang sulit biasanya adalah pada awalnya. Memulai sesuatu tidaklah gampang, diperlukan kesanggupan diri untuk mengiring langkah pertama. Sesuatu yang tidak biasa dilakukan, memang terasa risih ketika pertama kali melakukan. Seorang muslim yang belum pernah melaksanakan shalat berjama’ah di masjid, ia akan merasa sangat kikuk ketika untuk pertama kali menginjakkan kaki ke masjid. Seakan-akan semua mata melihat kepada dirinya. Seakan-akan orang-orang siap mentertawakan dirinya apabila ia melakukan kesalahan.

Manfaatkan Berbagai Sarana

Jika anda sulit untuk menyampaikannya secara lisan, mengapa anda tidak tuliskan saja? Bahasa tulisan seringkali lebih matang lantaran anda dapat memikirnya berulang-ulang. Ketika anda mengungkapkan sesuatu secara verbal, kadangkala terputus di tengah jalan lantaran respon pasangan anda tidak menyenangkan atau tidak sesuai yang anda harapkan. Atau anda sendiri yang tidak bisa menguasai perasaan, misalnya kemudian menangis tersedu dan kehilangan kata-kata ketika belum tuntas maksudnya. Bahasa tulis, mungkin lebih baik. Anda dapat menyebutnya sebagai “surat cinta”.

Sebagai surat cinta tentu saja anda harus mengakhirinya dengan cinta sekalipun mungkin anda mengawalinya dengan kemarahan. Awalnya mungkin sulit untuk membuat atau melakukan dengan cara ini, namun anda akan terbiasa dan merasakan manfaatnya. Sebaiknya juga anda membuat surat balasannya sendiri. Jangan anda membebani pasangan untuk meraba-raba apa keinginan kita sebenarnya dengan menulis surat itu.

Untuk memperoleh respon yang anda harapkan, lebih baik buatlah balasannya sendiri. Balasan yang anda kehendaki. Seorang teman pernah mencoba membuat surat “cinta” ini. Kemudian suaminya hanya membaca dan tertawa. Ia sakit hati dan bersumpah untuk tidak menulis surat lagi. Padahal kalau ia mau menulis balasan yang ia harapkan suaminya akan bisa memahami keinginannya, dan dia tidak akan kecewa.

Ada kalanya surat itu belum kita sampaikan pun sudah membuat kita lega dan tidak ingin menyampaikan lagi. Andapun dapat menyampaikan balasannya dulu, baru suratnya agar pasangan anda lebih memahami maksud anda. Atau anda dapat memberikan bersama-sama. Anda dapat menyampaikan surat itu diam-diam dengan menyelipkan pada sakunya. Andapun dapat membahas bersama-sama atau anda membacakan dengan ekspresi lucu sehingga menambah suasana kemesraan di antara anda berdua. Banyak seninya dan anda akan merasakan manfaatnya.

Keterbukaan mungkin tidak gampang, namun dengan pembiasaan diri, sesuatu akan menjadi lancar dan mudah. Yang berat memang mengawalinya. Tapi, bukankah anda memang ingin berubah menuju keadaan yang lebih baik? Maka mulailah.