Seorang sahabat Muslimah menceritakan, di sebuah majelis ia bertemu ummahat dan sedikit berbincang soal jilbab alias kerudung. Sampai akhirnya beliau bertanya,”Dek, kamu suka pakai jilbab langsungan?”
Yang ia maksud dengan jilbab langsungan adalah kerudung bergo atau kerudung instan yang bisa langsung dipakai.
“Kadang, Mbak. Ganti-ganti, kenapa memangnya?”
“Mending pakai kerudung segi empat macam gini. Coba lihat ibu yang pakai jilbab ungu itu…,” beliau mulai menunjuk punggung seorang wanita berkerudung lebar sepaha tapi kemungkinan berbahan spandex atau jersey.
“Oh…, nyeplak ya mbak?”
“Iya, saya sampai risih, Dek… Lihat, BH-nya sampai kelihatan banget, kan?”
“Iya sih, Mbak. Dulu sampai ada yang melarang akhwat pakai jersey atau spandex keluar rumah.”
“Memang, mending pakai segi empat dan bahan yang aman. Ya daripada pakai jilbab lebar dengan harapan aman, tapi malah memperlihatlan lekuk tubuh gitu..”
Dan memang sahabat Muslimah itu mengamati beberapa akhwat dengan kerudung model bergo tapi bahannya memperlihatkan lekuk tubuh hingga seperti ‘tanpa jilbab dan baju’.
Dalam kitab Jilbab Mar’ah Muslimah disebutkan bahwa jilbab disyaratkan harus terbuat dari kain yang tebal, sebab yang namanya menutup tidak akan terwujud, kecuali dengan bahan penutup yang tebal. Adapun bila kain penutup tadi tipis, maka hanya akan menambah daya tarik bagi si wanita yang mengenakannya atau malah menjadi perhiasan baginya.
Berkenaan hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menubuwahkan, “Pada akhir zaman nanti akan ada wanita-wanita dari kalanganumatku yang berpakaian, namun pada hakekatnya mereka telanjang.”
“Yang dimaksud oleh Nabi,” terang Ibnu Abdil Barr, “Adalah para wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, belum menutup atau menyembunyikan tubuh yang sebenarnya. Mereka itu berpakaian, namun pada hakekatnya masih telanjang.”
Khalifah Umar bin Al Khathab pernah membagikan baju qibthiyah dari Mesir kepada orang-orang, kemudian berkata, “Jangan kalian pakaikan baju-baju ini kepada istri-istri kalian!”
Namun ada salah seorang yang menyahut, “Wahai Amirul Mukminin, saya telah memakaikannya kepada istri saya, dan telah aku pandangi dari arah muka maupun belakang, yang ternyata pakaian tadi tidaklah tergolong pakaian tipis.”
Maka Umar menjawab, “Sekalipun tidak tipis, namun pakaian itu tetap menggambarkan (lekuk tubuh).”
Dalam sebuah atsar disebutkan, Hafshah binti Abdurrahman bin Abu Bakar mengunjungi Aisyah dengan mengenakan kerudung tipis yang masih menggambarkan keningnya. Lalu, Aisyah pun merobek kerudung yang dia pakai sambil berkata, “Apakah kau tidak tahu ayat yang telah diturunkan oleh Allah di dalam surat An-Nur?”
Kemudian ‘Aisyah mengambilkan kerudung lain yang tebal, lalu dipakaikan kepada keponakannya itu.