Ketika Ramadhan Memanggilmu Kembali

Ramadhan bersambut, iman pun terasa tergugah mengikuti panggilannya. Tak terasa, Ramadhan akan kembali datang menghampiri kita. Bulan yang akan menggugah rasa, memurnikan ibadah dan menggelorakan kembali keimanan yang layu seiring terpaan kesalahan dan kekhilafan. Bulan Ramadhan adalah momentum penting bagi kita untuk kembali memahami hakikat kehidupan, bahwa Allah SWT sejatinya memberikan kesempatan pada hambanya untuk memenuhi seruan kebaikan, memetik amal dan memeroleh ampunan dari-Nya.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalamnya terdapat spirit kebaikan yang tak bisa kita dapatkan kesannya dibulan-bulan lainnya. Bukan hanya karena bulan ini merupakan bulan yang ALLAH berikan keutamaan didalamnya, melainkan di Bulan ini umat islam dari seluruh penjuru dunia juga sedang berlomba-lomba meraup amal kebajikan. Sehingga dari hari ke hari semangat beribadah menjadi lebih merasup dan juga ternuansakan disekitar kita.

Bulan Ramadhan juga menjadi bulan yang sejatinya ditunggu-tunggu kehadirannya. Seperti halnya Nabi dan para sahabat terdahulu, yang semakin gencar beribadah ketika Ramadhan menjelang. Sehingga Ramadhan disambut dengan persiapan maksimal dan daya tahan yang tinggi. Ramadhan ketika itu, tidak sekedar dimaknai sebagai ladang ibadah dan ampunan saja, namun pemaknaannya juga sebagai penguat komitmen keimanan serta ketakwaan.

Berangkat dari hal tersebut, maka pemaknaan atas datangnya bulan Ramadhan tak berarti hanya menyambutnya dengan penuh kesenangan dan kebahagiaan, sebab yang tak kalah penting adalah persiapan.

Ramadhan yang berkualitas, sesungguhnya berangkat dari kesadaran dan juga persiapan yang matang dalam menjalaninya. Tak semua orang yang mendapatkan panggilan Ramadhan memaknainya dengan persiapan yang baik. Sebab banyak diantara kita yang bahkan tak melakukan persiapan apa-apa menjelang Ramadhan. Sehingga Ramadhan pun terlewat dengan begitu singkat dan tak bermakna.

Ramadhan yang baik adalah Ramadhan dengan persiapan. Pepatah mengatakan “Gagal merencanakan berarti merancanakan kegagalan” perumpamaan singkat yang akan menggambarkan bagaimana Ramadhan kita jikalau tanpa persiapan. Tak perlu dimaknai dengan hal yang berat, persiapan Ramadhan bahkan dapat kita lakukan sedari sekarang sembari mengisi waktu luang. Sejatinya ibadah yang kemudian di biasakan akan menjadi bagian yang tak terlepaskan dari keseharian kita. Maka mari tingkatkan ibadah kita, menyambut Ramadhan bulan yang mulia. Dengan harapan, ketika Ramadhan menghampiri kita kembali ditahun ini, kita sudah bersiap dengan kesiapan yang baik sehingga Ramadhan yang kita lalui menjadi bulan Ramadhan yang optimal dengan amalan-amalan yang berkualitas.