Kitab-kitab suci Syiah sama persis dengan Yahudi dan Kristen yang suka usil kepada nabi-nabi dengan berbagai fitnah yang mereka karang.
Jika Anda membaca kitab suci Kristen dan Yahudi maka Anda akan menemukan berbagai fitnahan kepada para nabi dan rasul, seperti fitnahan mereka:
- Nabi Ibrahim yang mereka tuduh memiliki gundik (Kej 25:5-6), atau
- Nabi Nuh dituduh mabuk dan bugil (Kej 9:20-21), atau
- Nabi Sulaiman yang dituduh memiliki gundik dan dituduh menyembah berhala ( 1 Raj 11:3, 1 Raj 11:9, Kej 11:10), atau
- Nabi Harun yang dituduh membuat berhala dan menyuruh orang-orang Israel menyembahnya (Kel 32:3, Kel 32:4), dan
- Nabi Luth yang dituduh berzina dengan kedua putrinya (Kej 19:30-38), dan
- Nabi Yakub (Israel) yang dituduh mengawini dua perempuan adik-kakak sekaligus (Kej 29:26-28), dan
- Nabi Yakub yang mereka ejek sebagai seorang penipu namun sangat gagah dan sanggup bergumul dengan Allah dan menang (hebat ya? Kej 27:35-36, Kej 32:24-29) dan
- Nabi Daud (kakek Yesus) yang mereka tuduh berzina dengan istri orang lain (2 Sam 11:2-5) dan
- berbagai fitnah dan tuduhan serta hinaan lain kepada para nabi-nabi.
Maka demikian juga halnya dengan kitab-kitab suci Syiah. Kitab-kitab suci Syiah tidak hanya doyan membuat fitnah dan hinaan terhadap Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, melainkan juga sangat nyinyir dalam menghina para Nabi dan para Rasul sebelum Nabi Muhammad.
Syiah dengan lancangnya mengatakan bahwa tokoh mereka yang bernama Ja’far mengaku lebih alim dan lebih berilmu dibanding Nabi Musa dan Nabi Khidir. Ja’far mengatakan:
“ورب الكعبة! ورب البنية! ثلاث مرات – لو كنت بين موسى والخضر لأخبرتهما أني أعلم منهما، ولأنبئتهما بما ليس في أيديهما” [الأصول الكافي، كتاب الحجة. ١\١٢١]
“Demi Tuhan Ka’bah, demi Tuhan Ka’bah, demi Tuhan Ka’bah, seandainya saya sekarang berada di depan Musa dan Khidir, maka akan Aku katakan kepada mereka bahwa Aku lebih berilmu dari mereka dan akan Aku beritahukan info-info terbaru yang tidak mereka ketahui”.
Syiah juga menghina para Rasul-Rasul Ulul Azmi dengan mengarang-ngarang hikayat aneh, seperti berikut:
“Ketika Ali dilahirkan, Rasulullah mengunjunginya, (anehnya) Ali menyambut kedatangan Rasulullah dengan mengangkat tangan pertanda menghormat, sementara tangan kanannya diletakkan di telinga kanannya sembari melantunkan azan dan iqamat, padahal baru saja Ali dilahirkan. Selanjutnya Rasulullah berkata, ‘Bacalah.’ lalu Ali membaca lembaran-lembaran yang diturunkan kepada nabi Adam dan Nabi Syits maka Ali yang masih bayi merah itu menghafalkannya dengan lancar mulai dari awal sampai akhir, dan seandainya Nabi Syits hadir pada saat itu niscaya akan bersaksi bahwa Ali lebih hafal ketimbang Nabi Syits sendiri.
Kemudian Ali menghafalkan Taurat Nabi Musa dengan sangat lancarnya, dan seandainya Nabi Musa menyaksikan hal itu niscaya Nabi Musa akan bersaksi bahwa Ali lebih hafal Kitab Taurat ketimbang Nabi Musa sendiri. Kemudian Ali menghafalkan kitab Zabur, dan seandainya Nabi Daud hadir pada saat itu sudah barang tentu Nabi Daud akan bersaksi bahwa Ali lebih hafal kitab Zabur ketimbang dirinya.
Kemudian Ali membaca membaca kitab Injil, dan seandainya Nabi Isa hadir saat itu tentu Dia akan bersaksi bahwa Ali lebih hafal Injil ketimbang dirinya. Setelah itu Ali membacakan Al-Quran dan Aku lihat hafalan Ali persis seperti hafalanku.” [Raudhatul Wa’izhiin, 84].
Begitu besar kedustaan yang keluar dari bibir mereka. Bukan hanya itu, Syiah juga meriwayatkan hadis palsu lainnya yang berbunyi:
“إنه ينادي مناد يوم القيامة: أين خليفة الله في أرضه؟ فيقوم دؤاد عليه الصلاة السلام، فيأتي النداء من عند الله عز وجل: لسنا إياك أردنا، وإن كنت لله خليفة، ثم ينادي (مناد) أين خليفة الله في أرضه؟ فيقوم أمير المؤمنين علي بن أبي طالب عليه الصلاة السلام، فيأتي النداء من قبل الله عز وجل: يا معشر الخلائق! هذا علي بن أبي طالب خليفة الله في أرضه، وحجته على عباده”. [كشف الغمة، 1/ 141].
“Pada hari kiamat kelak, seorang malaikat berseru: ‘Wahai Khalifah Allah di bumi, harap menghadap!’ Merasa dipanggi Nabi Daud bangkit dan menghadap, lalu petugas berkata: ‘Bukan Anda yang kami panggil, meskipun Anda dulunya khalifah Allah di bumi’. Kemudian petugas berseru kembali: ‘Wahai Khalifah Allah di bumi, harap menghadap’, lalu Ali Bin Ali Thalib ‘Alaihis Salam berdiri dan datang menghadap, lalu petugas mengumumkan: ‘Wahai semua makhluk, inilah Ali bin Ali Thalib, Sang Khalifah Allah di muka bumi dan hujjah Allah terhadap hamba-hamba-Nya”.
Syiah menghina para rasul dan nabi-nabi, dengan mengatakan:
“إن نبي الله أيوب لم تتغير نعمة الله عليه إلا لإنكاره ولاية علي، كذلك صفي الله يونس عليه السلام لم يحبس في بطن الحوت إلا لإنكاره أيضاً، وكذلك يوسف وقبله آدم عليهما السلام”.[تفسير نور الثقلين،٣\٤٣٥].
“Berbagai anugerah Allah cabut dari Nabi Ayyub karena Nabi Ayyub tidak mengakui kepemimpinan Ali, begitu juga dengan Nabi Yunus ‘Alaihis Salam yang dibuat mendekam di dalam perut ikan paus juga sebagai hukuman karena tidak mengakui kepemimpinan Ali, begitu juga dengan Nabi Yusuf yang dipenjarakan dan Nabi Adam yang dikeluarkan dari Surga”.
Syiah juga menghina Nabi Adam ‘Alaihis Salam dan mengatakan:
“أن الكلمات التي تلقاها آدم من ربه، فتاب عليه، هي سؤاله بحق محمد وعلي وفاطمة والحسن والحسين” [كتاب الخصال لابن بابويه القمي،1/ 270].
“Kalimat-kalimat (wahyu) yang diterima Nabi Adam dari tuhannya dan membuat Adam kembali tobat adalah disebabkan persoalan Adam terkait hak-hak nabi Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan Husein”.
Demikianlah akidah dan doktrin penghinaan kepada para nabi yang dihujamkan di dalam hati setiap pemeluk Syiah dan didokumentasikan rapi di dalam kitab-kitab suci mereka. Demikianlah penghinaan-penghinaan yang mereka timpukkan kepada manusia-manusia pilihan Allah, para Nabi dan utusan Allah bahkan terhadap Nabi Muhammad Sang Penghulu Para Nabi-Nabi yang mereka hina atas nama cinta kepada Ahlul Bait dan setia kepada Ahlul Bait.