Lailatul Qadar adalah – ‘Lailatul Qadar (Arab: لیلة القدر) merupakan satu malam yang hanya datang di bulan Ramadhan. Ayat pertama al-Qur’an diyakini turun pada malam lailatul qadar ini.
Lailatul qadar disebut dalam al-Qur’an di surat Al-Qadr, dan Allah menjanjikan bahwa malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan.
Tidak ada yang tahu pasti di malam berapakah lailatul qadar ini berlangsung. namun ada beberapa hadist yang mengatakan bahwa, malam lailatul qadar ini jatuh di 10 malam terakhir Ramadhan, di bilangan ganjil saja yang itu berarti di antara malam ke-21, 23, 25, 27 atau ke-29.
Namun tetap, ada sebagian ulama yang menganggap bahwa malam lailatur qadar datang di malam genap, seperti malam 24 Ramadan.
Di Indonesia, karena seringnya perbedaan waktu awal Ramadhan, waktu ganjil-genap ini menjadi ikut bias. Oleh karena itu disarankan bagi yang ingin mendapatkan keutamaan malam ini, memaksimalkan 10 hari terakhir Ramadhan tanpa memandang ganjil-genap.
Sebab di antara hikmah malam lailatul qadar dirahsiakan adalah agar Mulimin rajin beribadah di setiap malam, khususnya di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Sebagian Muslim biasanya ‘memaksa’ diri agar tidak melewatkan malam ini dengan beristiqomah agar terjaga pada malam-malam terakhir Ramadan sambil beribadah sepanjang malam.
Iya. Kan masuk Surga itu harus dipaksa, sebab masuk neraka itu otomatis.
LAILATUL LQADAR MALAM YANG DINANTI OLEH MUKMIN
10 malam terakhir di bulan Ramadhan merupakan malam di antara malam-malam yang dipenuhi berkah dan keutamaan-keutamaan lain.
Malam lailatul qadar menjadi malam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh orang mukmin. Bulan Ramadhan, Al-Quran, dan malam Lailatul qadar mempunyai hubungan yang erat sekali antara satu sama lain.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadr: 1).
Di antara keutamaan malam lailatul qadar adalah
1. Lailatul Qadar Lebih Utama Dari 1000 Bulan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Lailatul Qadar itu lebih utama dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3).
2. Lailatul Qadar Adalah Waktu Diturunkannya Alqur’an
Abdullah Bin Abbas pada suatu ketika pernah berkata, “Allah menurunkan Alqur’an sekaligus secara utuh dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Alqur’an diturunkan Allah secara terpisah pada Rasulullah selama 23 tahun sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi.” (Tafsir Ibnu Katsir)
3. Lailatul Qadar, Malam Penuh Keberkahan
Allah SWT berfirman yang artinya “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3).
Para ulama menyepakati yang dimaksud malam penuh berkah ini adalah malam lailatul qadar. Hal tersebut sudah cukup menunjukkan bahwa, betapa malam lailatul qadar dipenuhi dengan keistimewaan.
4. Di Malam Lailatul Qadar Malaikat dan Juga Ar-Ruuh (Jibril) Akan Turun
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman,
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4).
Betapa istimewanya malam lailatul qadar. Allah mengabarkan bahwa di malam itu para malaikat turun ke langit dunia membagi-bagikan rahmat. Hanya satu kali dalam satu tahun.
5. Lailatul Qadar Disifati Dengan ‘Salaam’
Apa yang dimaksud ‘Salam’ seperti yang dijelaskan dalam Ayat ialah,
“Malam itu (Lailatul Qadar) penuh kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5)
Maksunya seperti yang dikatakan Mujahid (Tafsir Ibnu Katsir) bahwa, beliau berkata pada malam tersebut setan tidak punya kuasa apa-apa (tidak dapat mengganggu dan menggoda).
Kata ‘Salam’ juga diartikan malam keselamatan, sebab di malam lailatul qadar tersebut banyak orang diselamatkan dari siksa dan hukuman sebab mereka melakukan amal kebaikan dengan syarat karena Allah.
6. Allah Akan Mengampuni Dosa Setiap Orang yang Menghidupkan “Malam Lailatul Qadar”
Disampaikan oleh Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Barangsiapa melaksanakan shalat di malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
Dijelaskan oleh Alhafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani, yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) ialah membenarkan janji Allah yakni memberikan pahala bagi mereka (orang yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan beribadah). Sedangkan yang dimaksud ‘ihtisaaban’ memiliki makna mengharap pahala (dari sisi Allah) atau melakukan ibadah karena mengharapkan mendapat pahala dari Allah dan tidak mengharapkan dari yang lainnya, (Fathul Bari).