Mari menghafal atau mengingat sepotong firman Allah Ta’ala ini:
[arabtext] فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ[/arabtext]
“Maka beri peringatanlah dengan Al Qur’an orang yang takut kepada ancaman-Ku.” [Q.S. Qaf: 45]
Bersyukurlah kawan, jika punya kawan yang masih ada atsar atau bekas keimanannya; yakni yang jika diperdengarkan kepadanya ayat al-Qur’an, qalbunya bergejolak, disebabkan hakekat yang dimaklumi, dan makrifat yang diselami. Al-Qur’an diturunkan bukanlah untuk menyempitkan hayat Nabi kita dan kita. Al-Qur’an diturunkan sebagai peringatan buat kita. Allah Ta’ala berfirman:
[arabtext]طه – مَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لِتَشْقَىٰٓ – إِلَّا تَذْكِرَةًۭ لِّمَن يَخْشَىٰ[/arabtext]
“Thaha, Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).” [Q.S. Thaha: 1-3]
Maukah kita menjadi orang yang ber-khasyyah dan berkhusyu’ terhadap dan di hadapan Allah Ta’ala? Maka terimalah petuah al-Qur’an. Dengarkanlah al-Qur’an. Sanubarikan ayat-ayat al-Qur’an. Pelajarilah bahasa Arab demi memahami al-Qur’an. Rugilah bagi yang meremehkan. Untunglah bagi yang mengupayakan.
Di surat Qaf tersebut, Allah memerintahkan Rasul-Nya yang mulia untuk memberi peringatan pada siapapun yang ada rasa takut pada ancaman Allah, dengan al-Qur’an! Kenapa? Karena orang yang keimanannya rendah, tidak ada rasa takut pada Allah atau sering bermaksiat, qalbunya tidak hidup dengan al-Qur’an. Dan ini adalah pembusukan sebelum pembusukan jasad. Al-Qur’an hanya bermanfaat dan dimanfaatkan bagi dan oleh qalbu yang hidup.
Sesekali orang beriman melakukan kemaksiatan, namun peringatan yang tertera dalam al-Qur’an membuat mereka berbalik arah menuju Allah Ta’ala.
Maka, bagaimana keadaan qalbu kita terhadap al-Qur’an? Apakah sekadar membaca namun sebenarnya tidak pernah mau memahami peringatan di dalam al-Qur’an?
Maka berilah peringatan pada dirimu sendiri, sekiranya benar kamu memang takut pada Allah al-Jabbar al-Mutakabbir.
Ustadz Hasan Al Jaizy, Lc.