Manajemen Dapur untuk Kesuksesan Rumah Tangga, Perlukah?

Wanita memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur rumah tangga. Tetapi realitanya, tidak semua wanita bisa dengan mudah menjalankan peran tersebut. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya angka perceraian di Indonesia sampai 70% dari tahun 2005 sampai 2010. Disebutkan, salah satu faktor utamanya adalah tidak adanya tanggungjawab dalam urusan rumah tangga.

Karenanya, agar piawai dalam mengurus rumah tangga menjadi tidak hanya sekadar impian, penting bagi kaum hawa, untuk membekali dirinya dengan pengetahuan tentang cara memanajemeni rumah tangga. Termasuk di dalamnya, urusan dapur yang banyak digeluti para wanita.

Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Maka, merujuk pada definisi di atas, kita bisa menangkap sebuah gambaran tentang manajemen dapur.

Pentingnya Manajemen Dapur

Mengatasi problem dapur memang butuh seni tersendiri. Masalah keteteran mengurus dapur tidak saja dialami para ibu yang memiliki banyak anak. Atau mereka yang terpaksa bekerja di luar rumah. Tidak jarang, yang baru menikah pun turut merasakannya, disebabkan peralihan kebiasaan dari lajang menjadi ibu rumah tangga, yang mendadak harus mengurus banyak hal.

Jika tidak ditangani sejak awal, perkara ini bisa merembet ke arah yang cukup serius. Maka, dengan mengenali langkah-langkah manajemen dapur yang baik, harapannya, persoalan rumah tangga bisa diminimalkan. Begitupun tujuan dan cita-cita yang sudah terencana, bisa direalisasikan secara efektif dan efisien.

Apa saja yang dibutuhkan?

Berikut ini langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk mewujudkan manajemen dapur yang telah disinggung di atas.

  1. Menyusun menu makanan berkala
    Dengan menyusun menu, pengeluaran belanja bisa terkontrol dan sesuai kebutuhan. Menu bisa dibuat per bulan, per dua pekan, atau per pekan.Misalnya, kita hanya punya waktu belanja di hari Kamis, maka menunya disusun dari hari Jumat sampai Kamis pekan depannya.
    Sesuai pengalaman pribadi, menu sayur setiap hari bisa dibuat variatif meski dengan beberapa bahan yang sama. Contohnya, menu hari Jumat adalah sayur sop, yang lumrah diketahui bahan-bahannya adalah kentang, wortel, buncis, jagung, dll. Untuk hari Sabtu, bisa dipilih menu sayur acar kuning, yang juga berbahan wortel dan buncis ditambah timun. Kemudian di hari Ahad, cukup dengan salad sayur saja. Lagi-lagi dari wortel, timun, kentang (untuk saus saladnya), dan beberapa bahan lainnya semisal tomat, bawang bombay, dan selada. Kita pun masih bisa mendapatkan ‘bonus’ camilan bakwan jagung dari bahan-bahan di atas.

    Intinya, yang dibeli untuk sepekan cukup beberapa jenis sayur saja, tapi bisa digonta-ganti menjadi beragam menu. Lagipula, isi kulkas pun jadi tidak terlihat berjejal-jejal dengan cara semacam ini.

  2. Membuat daftar belanja
    Berpatokan pada poin pertama, kita tinggal menyusun daftar belanja. Bila daftar belanja sudah dibuat, baru kita ke pasar atau supermarket untuk berbelanja.Dalam berbelanja, jangan lupa menerapkan skala prioritas. Cara ini membuat kita bisa memilah, mana yang nice to have dan needs (kebutuhan wajib). Jika sudah terbiasa dengan ritme ini, yaitu menyusun menu dan membuat daftar belanja, kita bisa membuat kalkulasi pengeluaran dalam seminggu. Syukur-syukur ada yang tersisa untuk ditabung.
  3. Menyiapkan bumbu jadi
    Kerapkali pada proses memasak, tahapan yang paling butuh banyak waktu adalah menyiapkan bumbu. Maka mulai sekarang, siapkan bumbur jadi di dapur anda. Yang paling mudah adalah menyiapkan bawang putih giling dan bawang merah giling, serta cabe giling siap pakai.Umpamanya dalam sepekan kita butuh sekitar ¼ kilogram bawang merah, maka sejumlah itulah yang akan kita giling. Caranya, setelah bawang dikupas, dicuci, dan dipotong-potong, kemudian kita giling dengan blender. Setelah halus, didihkan sebentar di atas api kecil. Angkat dan dinginkan. Masukkan dalam wadah yang kedap udara, lalu simpan di kulkas.

    Untuk bumbu kering seperti ketumbar, pala, jintan, dan merica, sebaiknya disangrai dulu sebentar sebelum digiling, agar rasanya lebih enak. Dengan cara semacam ini, selain lebih hemat (dibanding membeli bumbu bubuk di pasar), juga higienis karena diolah sendiri.

  4. Menyimpan bahan sayuran
    Agar praktis, semua sayuran yang sudah dibeli, kita kelompokkan berdasarkan menu yang akan dibuat. Setelah dikupas, dicuci, dan dipotong-potong, sayuran tadi kita tempatkan dalam kantong atau wadah plastik, lalu diberi label. Misalnya, sayur sop, sayur bening, sayur asem, dll.Simpan wadah atau kantong sayur tersebut di kulkas, dan siap diambil saat kita memasak.
  5. Menentukan jadwal memasak
    Memasak bisa dilakukan pada pagi atau sore hari, tergantung kondisi kita masing-masing. Namun, setelah menerapkan beberapa poin di atas, ada baiknya waktu yang kita pilih untuk memasak adalah pagi hari. Selain karena kita sudah punya bahan dan bumbu yang siap masak, siangnya kita bisa manfaatkan waktu untuk bercengkrama dengan anak-anak, atau mengajari mereka hal-hal yang bermanfaat.
  6. Alternatif lain
    Tips terakhir ini khusus untuk mereka yang terpaksa mengandalkan jasa katering. Sebelum memutuskan tempat katering, hendaklah yang diutamakan adalah kehalalan dan kebersihannya. Baik tempat maupun cara masaknya.Cara yang bisa ditempuh adalah dengan mendatangi langsung tempat-tempat kateringnya. Testimoni dari orang-orang terdekat dan terpercaya juga bisa dipertimbangkan. Yang pasti, menurut hemat kami, satu hal yang tidak bisa ditawar adalah, makanan yang dipesan lebih baik atau sama sekali tidak berpenyedap (non-MSG).

    Anda tentu sepakat, bahwa menghindarkan anggota keluarga dari hal-hal yang membahayakan kesehatan termasuk bentuk manajemen (keuangan) rumah tangga yang tepat.

Oleh: Verawaty Lihawa, Riyadh