Bayangkan saja, sehari dua kali kita mandi. Barangkali, jika di rumah sendiri dan belum ada anak-anak yang menari-nari, mandi bersama bisa jadi aktifitas rutin yang super menyenangkan. Namun jika masih tinggal serumah dengan keluarga lain, atau anak-anak sudah menjelang besar, agenda seperti ini sebaiknya disimpan dulu menunggu saat yang tepat. Namun bukan berarti harus dihapus sama sekali.
Mandi bersama pasangan, bisa dilakukan ketika mandi janabah paska hubungan seksual untuk menambah kemesraan.
Demikian pula yang dilakukan Rasulullah SAW. Dari Aisyah ra, ia berkata;
“Adalah aku pernah mandi bersama Rasulullah dari satu bejana antara aku dan beliau. Kemudian ia mendahuluiku hingga aku mengatakan: “Tinggalkan untukku.” Aisyah berkata, “Dan keduanya dalam keadaan junub.” (HR Bukhari & Muslim).
Jika ada waktu dan kesempatan berlebih, mandi di pagi dan sore hari pun bisa Anda lakukan berduaan. Jika diukur dengan skala romantis, aktifitas yang satu ini sepertinya menduduki jajaran yang paling tinggi. Anda bisa saling membersihkan tubuh, menyiram, bermain air, atau sekedar menyikat gigi berpasangan, semuanya tidak bisa dilukiskan. Hanya Anda berdua yang tahu. Meski demikian, jangan melupakan efek negatifnya. Diantaranya, boros waktu dan mungkin boros air. Jika mandi sendiri kita mungkin hanya membutuhkan waktu 10-15 menit, namun jika berdua bersama pasangan, waktu selama itu hanya cukup untuk saling memandang saja. Hati-hati pula jika tagihan air bulanan membengkak. Namun semua itu tetap tak bisa dibandingkan dengan kemesraan yang Anda dapatkan dari aktifitas mandi berdua ini.
Jika Anda tak mempunyai waktu berlebih, atau ada anak-anak dan anggota keluarga lain yang mengitari, itu bukan berarti Anda tak bisa berbuat apa-apa. Sekedar menguatkan mesra, kita bisa saling membantu pasangan kita dalam hal persiapan mandi. Mungkin dengan menyiapkan air panas di malam hari bagi para suami yang baru datang, atau sekedar menantinya di luar dengan handuk siap ditangan. Harum dan segarnya tubuh suami atau istri Anda pasti akan mengundang sebentuk kemesraan yang lain. Begitu menyenangkan bukan?
Dari Maimunah, ia berkata, “Pada suatu kali aku menyiapkan air (mandi) untuk Rasulullah saw. Ketika beliau sedang mandi, aku menutupinya dengan sehelai kain. Setelah selesai ketika aku berikan handuk kepada beliau, beliau tidak menolaknya.” (HR. An-Nasa’i)