Manuskrip Mauritania

Sekarang, mari kita “berangkat” ke Mauritania. Dan bertemu dengan pria ini. Ahmad Ould Mohamed Yahya, manajer manuskrip di Institut Mauritanien de Recherche Scientifique (IMRS) di Nouakchott, Mauritania, meyakini bahwa bukanlah sebuah kebetulan belaka jika beberapa waktu yang lalu ditemukan temuan berharga di sebuah kota kecil Boutilimit yang berjarak 150 kilometer di utara Nouakchott. Temuan itu adalah berupa manuskrip lengkap karya dari fisikawan dan filsuf berdarah Spanyol-Arab terkenal, Ibnu Rusydi. Di Barat, beliau dikenal sebagai Averroes. Temuan bersejarah di lembah Mediterania ini memiliki arti bahwa para sejarahwan harus berpikir ulang mengenai seberapa luas jangkauan pengaruh dan karya-karya Ibnu Rusydi di pedalaman Arab.

Mauritania dikenal di seluruh dunia Arab karena kekayaan warisan budayanya berupa manuskrip-manuskrip Arab yang kebanyakan dibawa oleh para haji setelah kembali dari Mekkah. Beberapa disalin dari para pelajar di sekolah-sekolah Qur’an dan yang lainnya dibuat sendiri oleh ulama, penyair dan ahli sejarah Mauritania.

Karya Ibnu Rusydi itu contohnya adalah Al Daruri fi Sina’at Al-Nahw atau Hal-hal Yang Diperlukan dalam Tata Bahasa. Karyanya ini sekarang berada di perpustakaan milik keluarga Syeikh Sidiyya. Perpustakaan yang oleh sejarahwan barat dikenal sebagai sebuah titik kulminasi keilmuan Islam di Afrika Barat pada masa penetrasi cendekiawan Eropa. Di IMRS sendiri, terdapat koleksi tak kurang dari 40.000 manuskrip yang ¾ di antaranya adalah salinan atau sisa bawaan dari Fez, Tunis dan Kairo.

Koleksi tertua adalah karya abad ke-10 berupa salinan sejarah dunia Al Mas’udi berjudul Muruj al Dahab wa Ma’adin Al Jawhar (Padang Emas dan Harta Karun Perhiasan) yang ditulis di atas kulit rusa. Terdapat juga teks-teks dari Sahih Al Bukhari yang disalin pada tahun 1872 oleh Hassan bin Muhammad al Sirfin.

Tidak seperti di Afrika Utara dan Afrika Barat, yang menjadi rumah dari “kota pustaka” besar yaitu Tunis, Fez dan Timbuktu, Mauritania tidak pernah menjadi semacam metropolitan baru di mana kegiatan populasi manusia di sana terpusat. Namun, 4 kota bersejarahnya (yang memiliki kaitan dengan kegemilangan sejarah Islam di Afrika) yaitu Chinguetti, Wadan, Walata dan Tichitt semuanya sekarang telah diresmikan oleh UNESCO sebagai cagar budaya dunia. Kota-kota yang sangat tua dan penduduknya bangga akan keberadaan perpustakaan bersejarah di sana. Bahkan kota Wadan sendiri, oleh sejarahwan, diambil dari makna ganda kata “wadi”; yaitu lembah para cendekia. Sayangnya tak banyak masyarakat dunia yang mengetahui fakta sejarah emas benua hitam ini.