Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat mudah rusak. Apabila disimpan dalam suhu ruang, umur simpannya tidak bisa bertahan sampai satu hari. Penyimpanan di suhu dingin (4°C) dapat memperpanjang umur simpannya sampai dua hari. Namun apabila ingin menyimpannya lebih dari dua hari, daging bisa disimpan dalam freezer.
Dalam freezer, daging bisa bertahan selama beberapa bulan tanpa mengalami kerusakan mikrobiologis. Biasanya, daging yang kandungan asam lemak tidak jenuhnya tinggi, akan lebih cepat rusak karena terjadinya reaksi oksidasi lemak.
Cara penyimpanan daging harus terpisah dari bahan yang lainnya. Selain itu, daging harus disimpan dalam keadaan tertutup. Cara penataan saat menyimpan, letakkan daging dibawah makanan jadi yang siap konsumsi atau bahan mentah yang lain.
Penyimpanan dalam wadah tertutup di freezer dapat membantu mencegah proses kerusakan ‘freezer burn’ yaitu kondisi rusaknya penampakan permukaan daging (terlihat sebagai spot-spot putih kusam dipermukaan daging).
Apabila menyimpang daging dalam jumlah yang banyak, sebaiknya memotong daging menjadi beberapa bagian. Dimana satu bagian digunakan untuk satu kali pemasakan. Tidak diperkenankan membekukan dan mencairkan berulang-ulang. Proses pembekuan berulang dapat menyebabkan teksturnya menjadi rusak, cairan daging keluar (termasuk juga komponen nutrisi yang larut air) dan rasa juicy dari daging menjadi hilang (daging terasa kering).Selain itu, berkali-kali mencairkan daging akan membuat pertumbuhan bakteri atau mikroba melonjak.
Saat Konsumsi
Hindari mengkonsumsi daging dalam kondisi setengah matang. Hal ini dikarenakan panas yang diberikan selama pemasakan tidak cukup untuk membunuh mikroba patogen yang ada dalam daging. Pada beberapa kasus konsumsi daging yang setengah matang dapat menyebabkan keracunan.
Apabila memasak daging dalam jumlah banyak, segera pindahkan masakan kedalam wadah-wadah yang lebih ceper setelah makan. Jangan biarkan didalam panci, agar suhu masakan bisa turun dengan cepat. Penurunan suhu yang terlalu lama dapat merangsang pertumbuhan spora bakteri patogen. Spora ini tidak aktif selama pemanasan tetapi akan segera tumbuh dan berkembang biak selama proses pendinginan yang berlangsung secara lambat dan beresiko menyebabkan keracunan pangan.