Berbincang tentang cinta, terkadang dianggap lebay, sok romantis, bahkan yang lebih ekstrim lagi dikira kebelet nikah, oh tidak… Jangan sesempit itu. Bukankan Baginda Nabi Muhammad sendri beliau datang ke dunia ini dengan ajaran yang penuh cinta kasih, yang disenangi kawan dan disegani lawan. Sehingga tidak patut menyempitkan makna cinta hanya untuk cinta terhadap lawan jenis, karena cinta itu banyak jenis.
Cinta dan air mata adalah dua sosok yg tidak dapat dipisahkan. Disaat cinta itu datang, air mata pun terkadang ikut hadir tanpa di undang. Cuma yang ditinjau disini adalah, cinta yang bagaimana yang membuat derai air mata? Tidak perlu jauh-jauh, datanglah ke mesjid Raya Baiturrahman dan lihatlah ke arah mempelai yang baru saja mengikrarkan pernikahan, tanpa disadari ikatan cinta yang telah resmi ini disambut gembira dengan bocornya air mata. Demikian halnya banyak mata berkaca-baca saat berlangsungnya acara wisuda. Disini berarti kedatangan air mata adalan wujud bahagia yg luar biasa, oleh karena itu marilah menangis jika tangis tersebut adalah wujud bahagia.
Dalam agama pun tangisan adalah sesuatu yang istimewa, tangisan seorang hamba yang menyesali dosa-dosanya itu sangat baik dalam membina hubungan dengan Sang Khaliq. Disisi lain tangisan juga bakal terjadi dikala hati sedang sangat bersedih. Kesedihan yang mendalam memaksa mata untuk meneteskan airnya. Menangis adalah cara untuk melegakan hati dari kegundahan jiwa. Sehingga menangis bakal mendatangkan ketenangan.
Marah yang berlebihan pada akhirnya juga akan berujung ke tangisan. Tiga perasaan yang berbeda namun bisa diwakili oleh satu aksi yang sama, yaitu tangis. Saya pikir, marah sedih dan senang, semuanya berhubungan dengan cinta. Ayah dan bunda akan sangat marah besar ketika mengetahui anaknya terlibat dalam kenakalan remaja, kemarahan disini terjadi karena cintanya beliau kepada anaknya. Marahnya mereka bukan untuk menghancurkan sang anak melainkan untuk mendidiknya agar menjadi lebih baik.Kesedihan juga wujud cinta, disaat kehilangan orang-orang tercinta tanpa perlu dikomandoi hati akan bersedih yang diiringi dengan tetesan air mata. Sebaliknya, ketika yang tercinta telah kembali hati juga akan berbunga-bunga lagi, sehingga dapat dipahami bahwa senang juga salah satu wujud cinta. Berarti, marah sedih dan senang adalah warna warni cinta. Cinta punya banyak warna dan rasa.
Cinta itu kekuatan yang luar biasa, sanggup membuat mata melek berjam-jam lamanya disaat membaca novel lembar demi lembarnya. Begitu juga ketika cinta terhadap quran telah tumbuh di dasar sanubari maka tak akan terasa jemu lagi dalam membacanya. Karenanya bacalah dengan baik dan bagus sesuai dengan sifat-sifat hurufnya sehingga dengannya akan meresonansi jiwa dan membuat semakin cinta. Betapa merindingnya dan terharu ketika kita dengarkan bacaan yang syahdu, disini menandakan bahwa bacaan dan suara yang bagus sangat mempengaruhi dalam menumbuhkan cinta. Sehingga wajar saja terkadang ada yang mengatakan suara wanita adalah aurat karena suara punya potensi yang besar dalam menumbuhkan cinta. Biarpun demikian suara wanita bukanlah aurat, tapi bila dikhawatirkan bisa menimbulkan fitnah maka lebih baik menghindari.
Untuk itu, syariat memberi batasan-batasan saat berinteraksi dengan wanita. Dalam bab mua’malah dibolehkan melihat wanita, itupun sebatas wajah dan kedua tangan. Demikian juga dalam hal belajar mengajar, juga dibenarkan melihat wanita tanpa tabir. namun, sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Fathul Muin, berdasarkan pendapat yang kuat, seorang guru boleh melihat muridnya yang wanita saat mengajar pelajaran-pelajaran yang wajib saja, seperti bacaan Al-Fatihah, sementara untuk pelajaran yang hukumnya sunah dipelajari maka di anjurkan memakai tabir. Hukum melihat wanita berubah menjadi sunah jika bertujuan untuk menikah dengannya, namun jika bukan demikian maka haram melihat.