Mengapa kaum Muslimin dilarang mengucapkan selamat Natal?
Untuk menjawab pertanyaan itu, Ustadz Firanda Andirja menjelaskan bahwa ketika seseorang mengucapkan kalimat “Selamat hari Natal,” maka ada kata “Selamat” di dalam kalimat tersebut. Maka diperlukan pemahaman arti kata “selamat” yang berasal dari bahasa Arab السَّلاَمُ (as salaam), yang berarti keselamatan.
Keselamatan atas apa?
Inilah hakekat sebenarnya dibalik ucapan, “Selamat hari Natal,” tersebut, yaitu:
Selamat hari Natal:
- Selamat atas kalian atas hari lahirnya tuhan kalian
- Selamat atas kalian karena kalian menyembah salib
- Selamat atas kalian atas keyakinan kalian kalau Allah punya anak
- Selamat atas kalian sebab kalian bertrinitas
- Sselamat atas kalian karena kalian bahagia dengan bangkitnya kaum salibis yg senantiasa mengharapkan hancurnya Islam
Maka, bagaimana mungkin kita mengucapkan selamat kepada mereka? Apanya yang selamat?
Sebab jelas mereka tidak akan selamat dengan agama dan keyakinannya tersebut, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Bayyinah ayat 6.
[arabtext] إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ [/arabtext]
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”
Ucapan ini lebih buruk daripada ucapan, “Selamat berzina, selamat mabuk…, selamat mencuri…, selamat membunuh…, selamat korupsi…, selamat berhomoseksual…!”
Akan tetapi masih banyak kaum Muslimin yang tidak menyadarinya! Allahul mushta’an!