Mengapa Orang Tua Tak Dihargai yang Muda?

Abu Abdurrahman al ‘Umary berkata:

“Di antara bentuk kelalaianmu terhadap dirimu sendiri adalah engkau berpaling dari Allah, kemudian engkau melihat sesuatu yang membuat Allah murka lantas engkau lewati saja.

Engkau tidak lakukan amar ma’ruf nahi mungkar karena takut kepada makhluk. Padahal siapa yang meninggalkan amar ma’ruf karena takut kepada makhluk akan tercabut wibawa dari dirinya. Akibatnya – bila wibawa sudah tercabut – sekalipun ia hanya memerintahkan kebaikan kepada anaknya pasti anaknya itu akan meremehkannya.”

Mungkin hal ini bisa jadi bahan evaluasi bagi kita, kenapa kita orang tua kadang-kadang kurang berharga di hadapan anak-anak yang lebih muda. Sering dilecehkan bagai angin lalu. Tidak ada rasa segan mereka ketika diingatkan. Di depan seperti takut, tapi di belakang mereka melecehkan, bahkan mengejek.

Barangkali keadaan itu disebabkan oleh hal yang disebutkan oleh Al ‘Umary ini. Karena kita tidak ada lagi rasa kepedulian terhadap lingkungan. Tidak mau tahu dengan kemungkaran yang terjadi dan tidak ada rasa dukungan terhadap kebaikan yang ada.

Akibatnya diri kita tidak berharga di hadapan Allah, dan Allah juga membikin kita tidak berharga di depan makhluknya.

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…” (Ali ‘Imran: 110)