Hidup tak selamanya indah. Terkadang ada hal-hal yang membuat kita sedih dan hidup jadi serba tidak nyaman. Bukan dunia yang kejam kepada kita, bukan keadaan yang tak bersahabat dengan kita. Melainkan pola pikir kita terhadap masalah yang kita miliki.
Ada sebuah kisah tentang seorang lelaki yang merasa matanya tidak lagi dapat melihat dengan jelas. Baginya, dunia tidak lagi cerah. Ia sering merenung sendirian di taman. Bahkan bunga-bunga yang indah nampak tidak indah di matanya.
Suatu hari dia bertemu dengan sahabatnya. Ia mengeluhkan kepada sahabatnya tersebut apa yang dia rasakan selama ini. Sahabatnya kemudian tersenyum mendengar perkataan lelaki tersebut. Kemudian, dia meminta izin pada lelaki itu agar dia melepas sejenak kacamata yang dipakai oleh lelaki tersebut.
Awalnya lelaki itu bingung, mengapa sahabatnya melakukan hal tersebut. Kemudian ia menuruti apa kata sahabatnya dan melepas kacamata yang dipakainya setiap hari. Lelaki itu hampir tidak pernah melepasnya kecuali saat tidur. Lalu, dia menyerahkannya pada sahabatnya.
Sahabatnya mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam sakunya. Ia mengelap kacamata lelaki itu dengan perlahan. Diusapnya hingga kacamata itu menjadi bersih sekali. Tak setitik debupun terlihat di permukaan kacamata tersebut.
Kemudian, sahabat itu menyerahkan kacamata kepada lelaki yang duduk di sampingnya. Lelaki itu tercenung. Selama dia memakai kaca mata itu, dia jarang dan hampir tidak pernah membersihkannya. Sahabatnya meminta dia memakai kembali kacamatanya.
Lelaki itu memakai kembali kacamatanya, lalu dia melihat sekeliling. Subhanallah, begitu cerahnya situasi di taman itu. Sangat berbeda saat sebelum kacamatanya dibersikan. Bunga-bunga nampak indah dan menawan. Lelaki itu menyadari kesalahannya selama ini. Dia tidak pernah memperhatikan kacamatanya sendiri. Membiarkannya berdebu sehingga membuat pendangannya menjadi buram. Akhirnya, lelaki itu bisa menikmati hari-harinya dengan ceria kembali.
Kisah tersebut menjadi pelajaran bagi kita semua. Ketika kita dilanda sebuah permasalahan hidup, kita merasa hidup tak lagi menyennagkan. Apa yang kita lihat semuanya jadi negatif. Bahkan, kabar baik dari teman kita malah menjadikan hati kita sakit. Itulah tanda-tanda mata hati kita telah tertutupi oleh debu-debu penyakit hati seperti iri, dengki, dan prasangka buruk. Kita seringkali lupa untuk ‘mengelap’ kacamata hati kita yang diburamkan oleh penyakit hati.
Sungguh merugi orang yang tidak menyadari bahwa hatinya telah diselimuti debu-debu prasangka. Iri dan dengki dipupuk sehingga jarang melihat keindahan dalam hidup. Senang melihat orang lain susah, susah melihat orang lain senang. Itulah sifat manusia yang apabila terus dipelihara akan merugikan ia sendiri.
Mulai sekarang, jauhilah prasangka buruk, iri dan dengki. Lebih baik kita sejenak merenung dan ‘mengelap’ kacamata kita, membersihka pola pikir kita dari yang negatif menjadi positif. Niscaya, hati kita akan menjadi tenang.