Bismillahirrahmanirrahim.
Seiring dengan semakin banyaknya artikel dan pandangan yang menyatakan bahwasannya golongan Sufi adalah termasuk golongan yang sesat secara umum, maka kami kira perlu untuk disampaikan kepada para pembaca penjelasan ulama-ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah mengenai kelompok Sufi ini.
Pada serial pembahasan mengenal golongan Sufi yang pertama ini, akan kami sampaikan penjelasan dari Syaikh Ali Zainal Abidin Al-Hamid dalam satu majelis ta’lim yang beliau bina. Langsung saja kita simak penjelasan dari Syaikh Ali.
Pertanyaan:
Apa yang dimaksud golongan Sufi, apakah mereka sesat?
Jawaban:
Golongan Sufi adalah golongan orang yang menitik-beratkan dalam mu’amalah mereka kepada kerohanian yang kira-kira pada intinya adalah:
At-Takhalli wat-Tahalli
At-Takhalli: Membersihkan diri dari sifat-sifat Madzmumah.
At-Tahalli: Menghias diri dengan sifat-sifat Mahmudah.
Itulah intisari dari yang namanya At-Tasawwuf.
Apakah mereka sesat?
Apabila tujuannya seperti apa yang baru saya sebutkan, dan berada di atas garis panduan yang benar (Al-Qur’an dan Sunnah) maka tidak dapat dikatakan sesat.
Apapun nama ajaran itu baik atas nama tarekat, madzhab, organisasi, yayasan atau atas nama apapun juga apabila dasarnya tidak benar (selain Qur’an dan Sunnah) maka tidak akan dikatakan benar. Jadi ukurannya bukan kepada nama, akan tetapi kepada isi. Apakah isinya, itulah yang menjadi penentu betul atau tidak.
Al-Imam Al-Junaid Rahimahullah, Sayyidut-Thaa’ifah, berkata, “Kalau kamu melihat orang dapat berjalan di atas angin (terbang) atau bisa berjalan di atas air sedang dia tidak tenggelam, kalau perbuatannya (amalan-amalannya) tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullahm maka ketahuilah kalau orang itu adalah pendusta.”
Ini yang bertutur adalah seorang Ahli Tasawwuf, bukan hanya itu, beliau bahkan Imam kepada Ahli Tasawwuf!
Bagaimana Sufi mau dikatakan sesat, sedang Imam-nya bertutur demikian? Ketahuilah bahwa landasan tasawwuf adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Namun apabila ada yang mempergunakan nama tasawwuf sedangkan amalannya menyelisihi Qur’an dan Sunnah, maka yang salah bukan tasawwuf-nya. Akan tetapi yang salah adalah orang yang menyalahgunakan itu.
Kalau tasawwuf dinilai hanya dengan orang yang mempraktekkan, maka Islam pun juga bisa disebut agama yang tidak benar. Kenapa? Karena banyak juga orang-orang yang berbuat kejahatan sedangkan dia adalah seorang muslim! Bahkan ada juga muslim yang melakukan terorisme. Namun tidak akan kita katakan Islam adalah agama teroris karena perbuatan sebagian orang bukan?
Jangan pahami Islam dengan melihat orang-orang Islam akan tetapi pahamilah Islam dengan melihat ajarannya.
Demikian pula dalam menilai Tasawwuf. Jangan nilai Tasawwuf dari orang-orang yang praktek (apalagi yang menyimpang) tapi tengoklah kepada Ilmu Tasawwuf itu landasannya apa? Barulah kita menilai tentang At-Tasawwuf itu.
Wallahu A’lam