Mengenal Raja Arab Saudi: Salman bin Abdul Aziz

Raja Salman bin Abdul Aziz Alu Saud adalah raja baru kerajaan Arab Saudi, menggantikan saudara tirinya, Raja Abdullah bin Abdul Aziz yang meninggal 23 Januari 2015.

Salman lahir pada 31 Desember 1935,ia merupakan putra ke 25 dari Raja Abdul Aziz Alu Saud. Ibunya berasal dari keluarga Sudairi. Ia memperoleh pendidikan di Sekolah Pangeran, yang sengaja didirikan oleh ayahnya untuk anggota kerajaan. Di sekolah itu ia belajar ilmu agama adan ilmu pengetahuan modern.

Pangeran Salman memiliki 3 istri dan beberapa putra. Istri pertamanya Sultana binti Turki Alu Sudairi, istri kedua Sarah binti Faishal Alu Subai’ai, dan istri ketiganya adalah Fahda binti Falah bin Sulthan Alu Hitsalain.

Pada tahun 1950-an, ayahnya menjadikan Salman sabagai wakilnya atau walikota Riyadh, pada saat ia berusia sekitar 19 tahun! Pada 1960, ia meninggalkan jabatan itu.

Pada 1963, ia kemudian diangkat menjadi Gubernur Propinsi Riyadh dijabatnya hingga 2011, atau 48 tahun! Sebagai gubernur, ia mengubah Riyadh dari propinsi menengah urban menjadi propinsi metropolitan. Ia berhasil menarik turis dan investasi, utamanya dari koneksinya dengan dunia Barat. Hal itu juga dipengaruhi oleh keahliannya menarik teknokrat lulusan King Saud University sebagai para pekerja. Kepemimpinannya di Riyadh dikenal bebas korupsi.

Pada 2011, ia diangkat menjadi Menteri Pertahanan, menggantikan saudara kandungnya, pewaris tahta kerajaan, Pangeran Sulthan, yang meninggal dunia. Ia diangkat menjadi menteri juga karena kualitasnya sebagai seorang yang alami mampu berdiplomasi. Ia dapat menjembatani dan menyelesaikan persoalan internal anggota kerajaan. Yang kedua, ia juga dianggap mampu menjembatani antara generasi tua dengan generasi muda anggota kerajaan secara sosial dan kultural. Yang ketiga, ia juga memiliki koneksi yang luas dengan dunia internasional dan Barat.

Salman dikenal sebagai seseorang yang cerdas dan bekerja keras. Ia diangkat menjadi mediator konflik internal kerajaan yang melibatkan – sekitar 4000- pangeran.

Tahun 2012, Salman diangkat menjadi pewaris tahta setelah pewaris tahta Pangeran Nayif bin Abdul Aziz meninggal dunia. Ia juga diangkat menjadi wakil ‘perdana menteri’ kerajaan. Sejumlah media menyebut pemilihan Pangeran Salman sebagai calon raja merupakan keinginan Raja Abdullah melanjutkan reformasi pemerintahan. Namun, sejumlah anggota kerajaan menyatakan bahwa perubahan politik tidak akan terjadi, tetapi sekedar perubahan ekonomi.

Salman dan keluarganya memiliki perusahaan media grup, termasuk harian Asharq Al Ausath dan Al Iqtishadiyah. Meski hanya memiliki 10% perusahaan Saudi Research and Marketing Group (SRMG), ia dianggap termasuk pemiliknya. SRMG mempublikasikan harian Asharq Al Ausath dan Al Iqtishadiyah serta Arab News. Ia juga memiliki beberapa aliansi kuat dengan jurnalis Al Arabiya TV serta koran liberal Elaph.

Raja Salman diperkirakan akan meneruskan kebijakan-kebijakan Raja Abdullah dalam persoalan politik. Sebagai contoh, pada 2013, ia menerima delegasi Syria National Council yang merupakan oposisi dari presiden Suriah Basyar Al Assad. Dengan demikian, diperkirakan Arab Saudi akan tetap mendukung revolusi Suriah untuk menjatuhkan Al Assad.

Namun, untuk negeri-negeri lain, kemungkinan kebijakan politik yang diambil Raja Salman adalah sama dengan pendahulunya. Arab Saudi akan mencegah Revolusi Musim Semi Arab menjalar kemana-mana. Dukungan pada pemerintahan militer Mesir akan terus diberikan dan tekanan kepada Qatar yang melindungi tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin akan tetap dilakukan.