Mengevaluasi Pengalaman, Menuju Pernikahan Sukses

Apakah  kita telah menikah dalam jangka waktu yang lama atau  bisa jadi baru saja melangsungkan akad nikah, kita  tetap akan bertanya-tanya tentang bagaimana pernikahan itu seharusnya. Apakah ini merupakan pernikahan yang sukses? Apakah kita pernah berpikir untuk menyerah? Jika kita melihat pernikahan kita telah sukses, apa yang telah kita lakukan untuk membuatnya bekerja? Dan jika kita melihatnya sebagai kegagalan, lalu apa peran kita di dalam kegagalan itu? Karena jika kita adalah bagian dari masalah, maka kita harus menjadi bagian dari solusi.

Mengevaluasi pengalaman pernikahan seseorang mengharuskan kita untuk kembali dan mengingat tentang apa persepsi pernikahan kita  pada awalnya. Apa artinya bagi kita di awal, dan apakah semua berjalan di jalur yang benar? Ini juga membutuhkan evaluasi diri, untuk melihat apa yang telah kita lakukan untuk membuat pekerjaan pernikahan sukses. Hal ini mengharuskan kita untuk mempertimbangkan semua keadaan buruk, kesulitan, dan kendala yang kita hadapi melalui kehidupan pernikahan kita, dan untuk mengingat bagaimana kita berhasil untuk mengatasinya.

Sebelum menilai pernikahan kita merupakan sebuah  kegagalan atau kesuksesan, kita harus menyadari bahwa tidak ada kehidupan yang lengkap dan bahwa kebahagiaan mutlak tidak ada di bumi. Kita harus mempertimbangkan kembali pkitangan kita yang kadang-kadang naif atau mimpi bahwa pernikahan harus dunia kemerah-jambuan,  tiada apapun selain cinta, kenyamanan, dan kebahagiaan tanpa masalah atau kesulitan. Singkirkan persepsi salah itu, karena hanya akan merusak pernikahan kita.

Kita akan terkejut dengan kesulitan pertama atau masalah, dan semua impian kita akan hidup bahagia dan pernikahan yang berhasil akan lenyap, jika kita tidak menyadari dari awal bahwa hasil pernikahan kebanyakan tergantung pada diri kita. Kitalah yang membuat pernikahan yang berhasil, jadi jangan berharap untuk sukses sebelum bekerja untuk keberhasilan ini.

Masih Mungkinkah?

Namun, ini tidak berarti bahwa pernikahan yang sukses adalah tujuan yang sulit diraih. Itu hanya memerlukan upaya oleh kedua pihak untuk mengatasi rintangan dan kesulitan hidup yang terus menghadang jalan mereka. Perlu pengorbanan, cinta sejati, kebaikan, pengertian, pengampunan, dan kekuatan.  Jadilah kuat untuk menantang kesulitan, untuk memaafkan, dan pengorbanan. Jadilah cukup sabar untuk mengejar kebahagiaan kita.

Orang-orang di masa lalu mengetahui hal-hal yang sangat baik dan berupaya untuk membuat hidup mereka sebahagia dan sedamai yang mereka bisa. Mereka selalu merasa membutuhkan satu sama lain, dan mereka jarang memikirkan perpisahan. Ini mungkin menjadi alasan mengapa angka perceraian saat ini dibandingkan dengan masa lalu, kita menemukan perbedaan besar dan tingkat lebih tinggi untuk pasangan hari ini.

Tidak ada keraguan bahwa kita hari ini hidup di kehidupan yang keras, tertekan dengan terlalu banyak hal, yang terkadang membuat kita lupa tentang diri kita sebagai manusia, yang membutuhkan cinta dan kasih sayang. Dan lupa bertindak sebagai pasangan yang harus peduli satu sama lain. Hal ini benar-benar akan memiliki dampak yang sangat buruk pada pernikahan kita,  proyek terpenting seumur hidup kita!

Setelah hari yang panjang di tempat kerja, tekanan masalah keuangan, dan menjadi sibuk dengan hal-hal yang terlalu banyak dalam pikiran, kita lupa untuk peduli terhadap pasangan hidup kita. Kita lupa memberikan sentuhan lembut, kata manis, dan senyum di wajah, yang dapat memencairkan setiap ketegangan, atau menghapus kelelahan. Dan hari demi hari, hidup menjadi sulit, dan tak seorang pun siap untuk memaafkan, tidak ada orang yang mencoba untuk mengerti, dan tak seorang pun yang mampu memberikan pengorbanan. Kemudian, kita mulai menyalahkan satu sama lain. Dan hal itu berubah buruk ketika kita berhenti untuk meninjau apa yang terjadi dan membuat putar balik perjalanan yang cepat.

Mengambil Inisiatif

Sebelum menyalahkan pasangan untuk tidak peduli dan penuh kasih seperti sebelumnya, mari kita memikirkan cara untuk membawa kembali cinta dan kebahagiaan dalam hidup kita. Mari kita melihat ke dalam diri kita sendiri dan menemukan tentang kesalahan kita sendiri sebelum berbicara tentang kesalahan pasangan kita. Mari kita percaya bahwa tidak ada yang sempurna. Mari kita mengampuni untuk diampuni. Mari kita memahami untuk dipahami. Mari kita merasakan anugerah besar bahwa Allah telah memberikan kita suami atau isteri,  memberikan pasangan hidup yang peduli tentang kita, yang mengasihi kita,  dan membangun  rumah tangga dengan kita.

Jika kita telah memiliki rumah tempat tinggal dengan pasangan kita untuk merasakan kehangatan dan perlindungan di dalamnya, ingatlah bahwa ada ribuan orang yang menginginkan anugerah seperti ini dalam hidupnya. Biarkan ini menjadi motivasi kita untuk menjadi kuat dan sabar dalam mengejar kebahagiaan kita.

Tentu saja, ini tidak berarti bahwa salah satu pasangan akan mengambil tanggung jawab seluruh pekerjaan perbaikan di atas bahunya, dan melakukan semua upaya itu sendiri. Pernikahan adalah tentang suatu pengalaman yang selalu berbagi: berbagi pikiran kita, usaha kita, dan perasaan kita. Berbagi saat-saat bahagia maupun saat sedih. Dan hanya ketika kita berbagi dalam hidup kita bersama-sama, ketika kita mengatasi kesulitan bersama, dan mengejar kebahagiaan kita bersama, itu yang  akhirnya akan membawa kita pada pernikahan yang berhasil!

 

Oleh: Hasna Hasan, seorang jurnalis yang tinggal di Mesir.