Setelah menginjakkan kaki di Istambul, lalu mengunjungi rumah-rumah warga Turki di daerah. Saya menemukan geliat keIslaman yang dinamis, harmonis, dan tentu optimis. Warga Turki yang tidak enggan menampakkan simbol-simbol organisasi, partai politik, ataupun jargon-jargon. Namun mereka menampakkannya dengan ukhuwwah Islamiyyah, inovasi di bidang ekonomi, penguasaan pertanian, selain tentunya teknologi terapan.
Saat saya tanyakan pendapatnya tentang PKK (Partai Kurdi), mereka sepakat mengatakan. PKK itu mirip GAM di Aceh. Rakyat Aceh banyak yang cinta Indonesia. Namun GAM-lah yang menarik-narik untuk memberontak. Sedangkan warga Kurdi kebanyakan cinta Turki. Karena Turki mampu mengangkat kesejahteraan, menghormati kemanusiaan, dan tentunya memberikan kebebasan.
Agenda menghancurkan Turki, merupakan agenda yang sejak lama direncanakan Israel dan sekutunya. Memang Turki memiliki hubungan politik dan dagang dengan Israel. Tapi Turki menjadi negara yang tetap saja tidak mampu didikte Israel atau AS. Tidak seperti Saudi Arabia, Mesir, EMirates Arab, Jordania. Bahkan kecerdasan politik Turki mengungguli negara-negara Islam lainnya. Turki menjadi satu-satunya negara Islam yang menghindari konflik bersenjata dengan pemberontakan dari dalam (PKK), atau terjebak dalam perng tak jelas arah dengan ISIS/Syiria/Irak.
Wajar bila seorng Alon Levin, Wakil Menlu Israel menegaskan, “Tugas dan tantangan kita ke depan adalah, membackup pemberontakan PKK di Turki. Targetnya jelas, membuat Turki sibuk dengan masalah internal dalam negeri dan menghambat fokus kerja Turki melawan kita (Israel).”
Di titik ini, kita mempertanyakan, elemen gerakan Islam yang tak kenal lelah menyerang Turki dan Erdogan. Untuk siapakah sebenarnya mereka bekerja? Ya memang. Seperti dikatakan seorang kader elemen gerakan Islam tersebut, era Mursi adalah era masa lalu. Sebabnya Mursi dan IM telah dihabisi. Maka tugas ke depan jelas targetnya seperti target Israel: menghancurkan Turki dan pemimpinnya Erdogan!
Ustadz Nandang Burhanudin, Lc.