Orang pintar katanya; melek media katanya; justru mau dibodoh-bodohi media.
Jokowi bajak sawah dipuja-puja padahal harga beras tetap saja naik. Hidayat Nur Wahid mebantu korban kebakaran dinyinyiri, padahal jelas memberi solusi.
Jokowi datang dari partai terkorup, PDI Perjuangan. Di masanya semua harga naik. PKS bukan partai terkorup. Tidak membuat daging sapi dan beras mahal.
Bukan PKS yang melemahkan KPK sampai hampir habis. Tapi siapa yang dituduh pro-koruptor?
Propaganda jahat. Tapi, apapun yang terjadi kami tetap melayani.
Bukan pula PKS yang duduk-duduk asik bareng buronan kasus BLBI.
Bukan PKS yang melego BUMN ke asing.
Bukan PKS yang menjual gas murah ke luar negeri.
Bukan PKS yang membunuh Munir dan Theys Eluay.
Bukan PKS yang merampok Bank Century.
Bukan PKS yang menenggelamkan Sidoarjo.
Bukan PKS yang memenjarakan aktifis.
Bukan PKS yang mencaci “Cina Anjing”.
Bukan PKS yang menyerbu rumah-rumah ibadah.
Tapi PKS tetaplah sasaran kebencian yang mengasyikkan.
Tapi PKS bagaikan partai terlarang yang memiliki dosa tak terampunkan.
Bagi mereka PKS bagaikan kumpulan ba****an yang siap merampok harta, jiwa, dan kehormatan.
PKS adalah sasaran hinaan. Tak perlu meminta maaf jika hinaannya salah sasaran. “Besok kita hina soal yang lain,” ujarnya.
PKS adalah sasaran hinaan. Maka dia boleh dihina. Dan tak boleh menghina. Menghina bagi PKS adalah kesalahan terbesar se-jagat raya. Menghina PKS adalah pahala jalan masuk surga. PKS balas menghina adalah dosa besar 7 turunan.
Berapa sih kerugian negara akibat ulah PKS se-Indonesia? Serius nanya.
Sementara Mentri Pertanian dari PKS sudah membawa swa-sembada beras bertahun-tahun secara berturut-turut.
Sementara Menkominfo dari PKS sudah membuat internet di negeri ini meningkat kecepatannya secara signifikan. Menkominfo memblokir situs-situs porno, mencoba menjaga moral anak bangsa.
Nurmahmudi yang enak dibully, membawa audir anggaran Depok WTP berkali-kali. Jokowi yang enak dipuja, membawa DKI turun jadi WDP. Aher yang tidak dianggap prestasinya, membawa Jabar surplus pendapatan. Jokowi yang pakai sendal saja dianggap prestasi, bawa DKI minus trilyunan rupiah. Ratusan prestasi Aher dianggap sepi. Jokowi turun dari mobil karena kebelet BAB ramai diangkat media kemana-mana.
Sekarang kalian menyesal pilih Jokowi karena ketipu pencitraan semu. Masih mau getol #saveAhok yang pakai jurus sama?
“Ah, selama PKS masih musuhi, kami selalu dukung Ahok & Jokowi.”
ABS baru adalah ‘Asal Bukan PKS’. Karena PKS adalah penjahat terbesar negeri ini. Mafia. Korup. Ba****an. Tukang Mesum. Tukang Bunuh Orang. Tirani. Tidak becus.
Saya jadi teringat kata-kata Pramudya Ananta Toer, “Bersikaplah adil sejak dalam fikiran.” Tapi tidak bakal kalau untuk PKS.
Semoga semua fitnah-fitnah ini menjadi penggugur dosa-dosa kami, para kader PKS yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi negeri ini.
Amiin.