“Dan pada sebagian malam hari, salat Tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS Al Isra: 79)
Sholat tahajjud merupakan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu. Ada banyak sekali keutamaan dan keistimewaan sholat tahajud ini. Suatu ketika malaikat Jibril mendatangi Rasulullah, lalu ia (malaikat Jibril) berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sekehendakmu karena kamu akan mati, cintailah seseorang sekehendakmu karena kamu akan berpisah dengannya, dan beramallah sekehendakmu karena kamu akan diberi balasan, dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu ada pada shalat malamnya dan tidak merasa butuh terhadap manusia.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh al Hakim, dishahihkannya dan disepakati Adz Dzahabi).
Rasulullah sendiri senantiasa sholat malam sampai kakinya bengkak-bengkak sebagai wujud rasa syukur beliau terhadap karunia Allah. Sholat tahajjud akan mendekatkan diri kita kepada Allah, menjauhkan dosa, juga sebagai sebab diangkatnya derajat seseorang. Maka tak heran jika Muhammad Al Fatih dan tentaranya mampu menaklukkan Konstantinopel “hanya” karena semua pasukannya tak pernah meninggalkan sholat wajib sejak baligh dan separuh diantaranya tak pernah meninggalkan sholat tahajjud sejak baligh.
Satu hal yang tak kalah penting, dunia medis sudah membuktikan manfaat sholat tahajud bagi kesehatan. Seperti diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam sebuah hadist, “Sholat Tahajjud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan menghindarkan dari penyakit.” Dr. Muhammad Sholeh dosen IAIN Surabaya pernah membuat penelitian desertasi berjudul “Pengaruh shalat Tahajjud terhadap peningkatan perubahan respon ketahanan tubuh imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi” dimana disimpulkan bahwa apabila kita melakukan shalat tahajud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas dan khusyu’ niscaya akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker. How come?
Dalam tubuh kita terdapat korteks adrenal yang menghasilkan beberapa hormon, salah satu di antaranya adalah kortisol (biasa disebut hormon stress), suatu hormon yang berpengaruh pada sistem kardiovaskuler, keseimbangan metabolik, dan sistem imun. Kadar kortisol di dalam tubuh sangat fluktuatif menyesuaikan dengan irama sirkadian. Pola umum irama sirkadian adalah sekresi kortisol yang naik pada saat tengah malam dan menjelang pagi. Jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter.
Kadar hormon ini juga akan meningkat manakala seseorang dalam keadaan stress. Ketika kita sedang mengalami depresi atau stress karena tekanan pekerjaan, aktivitas, atau diet yang ekstrem, kadar hormon kortisol dalam darah akan meningkat. Sebagai akibatnya, kortisol yang berlebih akan menyebabkan berkurangnya jumlah limfosit, suatu perangkat sistem imun dalam tubuh. Apabila sistem imun dalam tubuh berkurang, maka akan mudah sekali tubuh ini terserang berbagai macam penyakit.
Sholat tahajjud terbukti mampu menurunkan kadar kortisol pada saat puncak sekresinya yaitu di atas jam 00.00 atau tengah malam. Pada tengah malam, irama sirkadian memungkinkan hormon kortisol ini berada pada kondisi yang tinggi. Apabila seseorang bangun malam untuk sholat tahajjud dengan niat yang ikhlas, maka akan terbentuk energi positif yang dahsyat bersumber dari komunikasi kita kepada Allah. Hal ini akan berimplikasi pada ketenangan batin terbebas dari permasalahan duniawi sehingga mengurangi derajat stress seseorang. Pada kondisi demikian, secara otomatis hormon kortisol yang diproduksi pun akan menurun sehingga tidak berdampak buruk pada sistem imun.
Logikanya jika usai mengerjakan sholat malam malah sakit, perlu dicurigai kita tidak ikhlas menjalankannya. Ketika seseorang tidak ikhlas dalam beribadah, sudah dapat dipastikan kita tidak mendapatkan faedah dari ibadah itu sendiri. Sehingga tidak muncullah perasaan tenang itu, yang berarti kita gagal mempengaruhi irama sirkadian untuk menurunkan sekresi hormon kortisol. Maka ibadah haruslah ikhlas, juga benar melaksanakannya agar kita mendapatkan manfaat dari ibadah yang kita lakukan.
Wallahu a’lam