Cinta adalah fondasi yang diperlukan dalam aktivitas membaca, tanpa cinta anak hanyalah seorang yang pandai membaca tanpa menyukai kegiatan membaca. Ada beberapa orang tua yang membanggakan anaknya dapat membaca dan menulis di usia yang sangat dini, bahkan mereka merasa malu jika di kelas hanya anaknya yang diketahui belum mampu membaca. Padahal jika kita mau memikirkan kepentingan anak dan tentang masa depannya, anak akan lebih berterimakasih anda telah membuatnya menjadi anak yang gemar membaca buku. Maka rasa cinta inilah yang harus dikobarkan dalam jiwa anak, sehingga kelak akan kita dapati ia sebagai sosok yang mencintai aktivitas membaca sekalipun ia masih terlalu dini untuk mengenal huruf dan susunan kalimat dalam buku.
Paul Jennings, seorang penulis buku anak-anak asal Australia yang populer di era 1985-an mengatakan bahwa membacakan buku pada anak tidak hanya membangkitkan kecintaan anak terhadap buku, tetapi kegiatan ini juga akan membiasakannya dengan bahasa buku sehingga anak-anak siap membaca buku sendiri. Tata bahasa buku berbeda dengan tata bahasa percakapan sehari-hari, anak yang tak pernah dibacakan buku kehilangan kesempatan untuk mencerap beragam bentuk gaya bahasa tulisan, dan kurang mampu memperkirakan isi atau makna sebuah wacana. Anak-anak mempelajari tata bahasa percakapan sehari-hari karena mereka diajak bercakap-cakap, mereka mempelajari tata bahasa buku karena mereka dibacakan buku. Namun keduanya merupakan sistem yang berbeda, dan anak harus mengakrabi keduanya.
Keuntungan lain dari membacakan buku untuk anak adalah meningkatkan jumlah kosakata mereka, ketika dibacakan buku anak akan mengenal kata-kata baru dan memancingnya untuk bertanya tentang arti/makna dari kata yang baru didengarnya, anak tersebut secara menyenangkan telah belajar tanpa menyadarinya. Selanjutnya anda akan memilih buku yang cocok untuk anak anda, saat ini ada ribuan judul buku dalam dan luar negeri yang telah dicetak untuk memenuhi kebutuhan anak akan membaca. Namun menemukan buku yang dapat diminati oleh anak memerlukan sebuah pemikiran yang kritis. Mungkin anda tidak atau belum melihat ketertarikan anak terhadap buku, maka temukanlah minat dan ketertarikannya pada sesuatu.
Menyodorkan buku yang sesuai dengan apa yang ia gemari merupakan langkah awal untuk menarik minat anak anda pada buku. Anak yang senantiasa mengulang-ngulang kisah tentang kesukaannya terhadap berbagai macam hewan akan sangat tertarik terhadap buku yang bergambar kebun binatang, anak yang kita lihat bersemangat saat melihat bentuk-bentuk mobil tentu akan senang sekali dibacakan buku cerita tentang mobil, dan seterusnya. Untuk anak yang agak besar atau mulai usia 4 tahun, buatlah aktivitas menyenangkan yang berkaitan dengan buku, seperti membuat buku sendiri, menentukan alur ceritanya sendiri entah dengan gambar atau garis-garis tak beraturan yang ia aku sebagai tulisan, biarkan anak memainkan imajinasinya, atau membuat kartu ulang tahun yang ia kreasikan berdasar keinginannya, mungkin ia ingin membuat bentuk yang pernah ia lihat dalam sebuah buku yang pernah anda bacakan sebelumnya.
Tidak ada ahli yang berani melarang para orang tua untuk membacakan buku kepada anak-anak sedini mungkin, pun ketika ia masih berupa janin di dalam kandungan. Karena kegiatan membacakan buku tidak hanya berhenti pada aktivitas mengenalkan anak kepada buku, bahasa buku, atau huruf-huruf di dalamnya, ia adalah alat pembentuk ikatan (bonding) antara orang tua dan anak. Membacakan buku keras-keras pada anak memiliki sebuah pesan yang sangat kuat, tanpa perlu mengungkapkannya dengan kata-kata anda telah memberitahunya bahwa, “ayah/bunda duduk di sini untukmu, membacakan buku dan berbagi tentang perasaan senang, takut, khawatir, atau sedih dari buku yang kita baca. Kamu, adalah pusat dunia ayah/ibu”.
Mulai saat ini, jadikanlah buku sebagai hadiah yang memiliki nilai seemosional kata robot, memilih buku yang ia sukai di toko buku sebagai kegiatan akhir pekan yang ditunggu-tunggu, dan membacakan buku yang sama berulang-ulang sebagai aktivitas harian bersama sang anak.
Kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan anak membaca?
Setelah membuat anak mencintai buku, anda tidak akan merasa kesulitan mengajarkan anak membaca. Namun yang perlu anda perhatikan adalah tidak perlu memaksa anak untuk dapat membaca sedini mungkin, pada beberapa anak menunjukkan kesiapan belajar membaca yang berbeda-beda. Memaksa hanya akan membuat anak frustasi dan membenci kegiatan belajar. Maka kenali kesiapan anak, Apakah anak mulai tertarik pada rangkaian huruf yang menyusun sebuah kata? Apakah anak sudah mampu mengikuti kata dari kiri ke kanan, atas ke bawah dalam sebuah buku? Setelah anak menunjukkan kesiapan untuk belajar membaca, maka kita bisa mulai untuk membimbingnya untuk belajar membaca.