Melaksanakan ketaatan kepada Sang Maha Rahim merupakan kewajiban bagi setiap hamba yang beriman kepada-Nya, yaitu dalam rangka menunjukan rasa syukur kita atas banyaknya karunia yang tiada henti-hentinya dilimpahkan kepada kita. Mendirikan shalat merupakan salah satu perintah ketaatan kepada Allah yang mana merupakan pondasi kedua di dalam agama Islam setelah mengucap kalimat syahadat sebagai pintu gerbang untuk menjadi seorang Muslim.
Musim dingin telah datang, pukul 06.10 waktu Korea Selatan pagi ini baru masuk waktu shalat subuh. Meskipun demikian jamaah Musholla An Nur Daejeon masih terlelap di balik selimut tebal yang melindungi dari dinginnya udara, yaitu minus 16 derajat Celcius. Namun tidak lama setelah alarm penanda waktu shalat dari handphone berdering, salah seorang muadzin telah mengumandangkan adzan melalui speaker yang hanya dibunyikan khusus untuk di dalam musholla karena memang kita tidak boleh mengumandangkan adzan sampai ke luar ruangan musholla.
Serta merta dengan terdengarnya suara adzan, kami memaksa diri untuk keluar dari dalam selimut nikmat yang biasanya akan terasa semakin nikmat untuk lebih merapatkannya ketika suara adzan sudah berkumandang. Setelah berwudhu kami balut kembali badan kami dengan jaket tebal dan kaos kaki. Dengan niat mantap kami melaksanakan shalat sunnah sebelum subuh untuk mendapatkan janji dari Allah berupa kebaikan yang nilainya jauh lebih baik daripada dunia dan isinya. Uap embun berhembus dari setiap doa yang kami lantunkan di dalam shalat. Bibir kami pun serasa sulit untuk mengucapkan doa-doa shalat karena menggigil kedinginan.
Shalat subuh dipimpin oleh Ust. Jasiman, Lc. Alhamdulillah musholla yang terletak di tengah-tengah Negara Korea Selatan ini mendapatkan keberkahan atas kunjungan ustadz alumni LIPIA yang didatangkan oleh IMUSKA (Indonesia Muslim Society in Korea) untuk berdakwah dan memberikan pelatihan ke seluruh jamaah masjid dan musholla yang ada di Korea Selatan selama kurang lebih 1 bulan. Setiap gerakan shalat selalu diliputi dingin luar biasa yang membuat kami menggigil, namun semakin menambah rasa khusyuk karena pada titik ini kami merasakan pengorbanan yang luar biasa untuk melaksanakan shalat. Di saat orang-orang sedang asyik terlelap tidur di balik selimut tebal karena dingin yang menusuk kulit, namun dengan bekal iman yang ada di dalam hati, kami mendirikan shalat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pemilik malam dan siang.
Setelah melaksanakan shalat subuh dan doa wirid, Ust. Jasiman melanjutkannya dengan memberikan tausiyah agar kita senantiasa dekat dengan Al Quran karena Allah memuliakan suatu kaum dengannya sebagaimana bangsa Arab jahiliyah dijadikan sebagai bangsa yang mulia setelah sebelumnya menjadi bangsa yang bodoh dan terbelakang. Setiap ayat Al Quran dan Hadist yang disampaikan masuk ke dalam relung jiwa yang mendengarkannya dan mengalirkan semangat untuk membaca dan memahami Al Quran.
Semoga wahyu Allah di dalam Surat At Taghabun ayat 16 senantiasa memberikan motivasi kepada kita, bertaqwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu. Kemampuan yang dikerahkan dengan maksimal untuk melaksanakan ketaatan kepada-Nya, bukan sesuai kemauan.
Oleh: Wandi Wahyudi, Korea Selatan