Dua orang personil Fimadani, Ibrahim Vatih selaku CEO dan Dewi Lestari selaku Redaktur berkesempatan untuk silaturahim dengan majalah Embun pada hari Rabu, 3 April 2013 lalu di Taman Balekambang, Solo, sekaligus mampir ke Rumah Embun atau nama lain dari pusat aktifitas bagi kru redaksi majalah Embun.
Kesempatan antar dua media online dan cetak ini dibalut suasana santai, masing-masing bertukar pengalaman mengenai teknis media di dunia yang berbeda. Kendala-kendala yang biasa dihadapi oleh media cetak dan kendala dalam media online.
Dari majalah Embun ada Pak Nassirun Purwokartun, begitu beliau menamai dirinya, atau yang biasa disapa Kang Nas oleh kerabatnya, ada Avi Ramadhani selaku Redaktur Pelaksana, dan ada Daisy Elva selaku Redaktur.
Majalah Embun sendiri sudah ada sejak tahun 2009, namun baru mulai melejit satu tahun belakangan setelah dikomandoi oleh Kang Nas. Kini oplah majalah yang terbit bulanan ini sudah mencapai 10.000 eksemplar yang menjangkau sebagian besar provinsi Jawa Tengah.
Dalam obrolan santai ini, Kang Nas juga menyinggung tentang kurang kreatifnya insan media Islam dalam membungkus konten. Menurutnya ada begitu banyak konten dan pemikiran yang bisa disampaikan dengan cara manis, tapi justru disampaikan dengan cara yang tidak etis. Kang Nas juga menyebut ada salah satu media kontroversi di Indonesia, tapi karena bisa mengemas konten menjadi sangat manis, hingga tidak ada alasan bagi orang untuk meninggalkannya. Kang Nas sendiri hingga saat ini masih rajin mengkonsumsi dan menikmati sajian dari media tersebut.
“Ada seniman liberal, tapi dia bisa menyampaikan opini dan pemikirannya menggunakan cara yang cerdas, meskipun pesan yang disampaikan adalah racun.” ujar Kang Nas.
Obrolan terus berlanjut sambil ditemani reptil seperti ular dan iguana, juga diusik oleh burung Kasuari yang kelaparan meminta jatah jajanan pasar yang kami nikmati kala itu.
Menjelang siang, kami diundang untuk mampir ke Rumah Embun. Kang Nas selalu minta do’a bagi semua sahabat, kawan dan kerabat yang berkunjung ke majalah Embun. Do’a itu dituliskan pada background besar yang ditempel di tembok di Rumah Embun yang memang khusus untuk dituliskan do’a dan dibubuhi tanda tangan.
“Ini bukan tembok ratapan lho ya.” guyon Kang Nas.
Sebagai pelengkap, Kang Nas memberikan bingkisan kepada Fimadani berupa dua buah bundle majalah Embun edisi Januari-Juni dan Juli-Desember 2012.
Majalah Embun adalah majalah keluarga yang berada dalam institusi Lembaga Amil Zakat Al Ihsan Jawa Tengah (LAZiS Jateng). Sebagian konten majalah Embun bisa dinikmati dengan mengakses websitenya di majalahembun.com.