Konferensi Media Islam Internasional (KMII) ke-2 di Jakarta 12-16 Desember ini telah dibuka Wakil Presiden Boediono pada Senin 12 Desember 2011dan disambut oleh Menteri Agama Suryadharma Ali, Sekjen Rabithah Alam Islamy Dr Abdullah bin Abdul Mukhsin Al Turki. Konferensi ini juga mengundang pakar media dari mancanegara dan menteri-menteri terkait, yaitu Menkominfo Tifatul Sembiring dan Menteri Agama Brunei Darussalam.
Dalam wawancara terpisah yang dilakukan selepas pembukaan KMII, Suryadharma Ali, Menteri Agama RI menjelaskan bahwa selain menguatkan jaringan kerja antar media Islam di seluruh dunia, konferensi ini juga diharapkan mampu menjadi pelecut untuk melanjutkan semangat berjuang dari konferensi pertama tahun 1980.
Banyaknya media musuh Islam yang berhasil membentuk opini masyarakat bahwa Islam tidak terpisah dari radikalisme dan terorisme juga menjadi fokus pembahasan konferensi ini. Berangkat dari sinilah, maka dibutuhkan media yang bisa menjelaskan kepada masyarakat dunia bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, mampu berdampingan dan hidup rukun dengan masyarakat agama apapun.
Selama ini energi kita terlalu banyak yang tersita karena adanya respon yang tidak tepat atas isu-isu radikalisme dan terorisme yang sesungguhnya itu hanyalah rekayasa. Untuk itulah dibutuhkan respon yang tepat untuk melakukan program deradikalisasi yang tepat sasaran.
Merespon banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan jejaring social media, Suryadharma Ali mengatakan bahwa dampaknya mungkin belum bisa ke arah revolusi pemerintahan seperti yang terjadi di Mesir, beliau baru mengharapkan bahwa penggunaan jejaring itu lebih ke arah positif, efektif, dan produktif. (Lung)
Fimadani