Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam tersebut terdengar dengan jelas dari ujung microphone sebuah masjid seusai sholat Subuh.
Innalillahi wa innailaihi rojiun telah berpulang ke rahmatullah, fulan bin fulan
Pengumuman dipagi hari itu membuat semua orang berdiam diri untuk mendengarkannya. Namun, bukan hanya untuk mendengarkan saja tapi apakah pengumuman itu mampu mengetuk hati seseorang yang baru bangun dari tidurnya?
Tak menyadarikah diri ini? Semakin hari umur manusia semakin bertambah tapi semakin berkurang pula jatah hidup manusia di dunia. Apakah manusia di dunia hidup selama-lamanya?
Pengumuman dipagi hari itulah yang menjawab semua pertanyaan tersebut. Tak ada manusia yang akan hidup berlama-lama di dunia. Suatu saat dia akan pergi meninggalkan dunia sebab manusia pada awalnya tidak ada kemudian menjadi ada dan pada akhirnya dikembalikan menjadi tidak ada di dunia.
Laksana pohon kelapa yang menjatuhkan buahnya. Apakah buah kelapa yang jatuh hanya yang tua? Amatilah pohon kelapa itu dia tidak hanya menjatuhkan buah yang tua tetapi buah yang muda pun ada yang jatuh.
Inilah yang jika dikaitkan dengan kehidupan manusia. jatuhnya buah kelapa bak kematian bagi manusia tak mengenal usia, waktu dan tempat. Jika memang sudah waktunya dimanapun berada tak dimajukan ataupun dimundurkan waktunya seorang manusia akan terpisahkan antara jiwa dan raganya.
Dengarkanlah dengan jelas setiap pengumuman yang diumumkan dipagi hari. Apakah yang meninggal itu hanya orang-orang yang berusia tua ataukah juga ada yang berusia muda bahkan lebih muda dari kita?
Jika yang meninggal itu orang yang tua maka kita berpikir memang sudah waktunya untuk meninggalkan dunia. Tapi, jika yang meninggal itu dalam usia yang muda atau masih belia. Sempatkah kita berpikir tidak menutup kemungkinan kita pun sebentar lagi akan dipanggil tapi kita tidak mengatahuinya?
Selayaknya pengumuman di pagi hari dijadikan sebagai pengingat bahwa setiap saat kita telah dibersamai oleh kematian sehingga membuat diri semakin bersemangat menyiapkan bekal yang akan dibawa ketika kematian itu menjemput.
Berbekalkan segala amal Ibadah dan kebaikan-kebaikan yang selama ini dikerjakan yang akan membersamai ketika sang penjemput maut menyapa.
Kematian adalah hal yang paling dekat dengan manusia, seperti yang dijelaskan oleh Imam Al Ghazali kepada para murid-muridnya.
Pernah suatu ketika Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya dan dia melontarkan beberapa pertanyaan salah satunya yakni “ Sesuatu hal apakah yang paling dekat dengan manusia?”
Murid-muridnya pun serentak menjawab. “orang tua, kerabat, sahabat”
Imam Al Ghazali tersenyum mendengar jawaban dari murid-muridnya.
“Jawaban kalian semua benar. Namun, ada yang lebih benar lagi. Sesuatu hal yang paling dekat dengan manusia adalah kematian” Tertuang dengan indah dengan kalam-Nya di dalam kitab suci umat Islam,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali Imran ayat 185)
Kematian selalu membersamai manusia, kemanapun dan kapanpun manusia pergi, dia akan selalu mengikuti. Tetapi, jikalau belum saatnya seseorang dipanggil, dia tak akan mengalami kematian walaupun dia mengalami berbagai hal yang orang lain berpikir dia akan mati.
Kematian itu berada dikekuasaan-Nya. Bukan kekuasaan manusia. Dia yang menentukan kapan dan dimana seorang manusia akan menjumpai kematian. Tak ada seorang manusia pun yang mampu mengambil alih kekuasaan-Nya tentang kematian.
Diri ini kadang terlalu terlena dan terbuai dengan dunia bahkan hingga sering melupakan perintah-perintah-Nya.
Perintah untuk selalu mengingat-Nya, perintah untuk beramal sholeh dan berbuat kebaikan untuk mengharapkan keridhoan-Nya.
Dengan mengingat kematian merupakan salah satu jalan agar diri ini tidak berlama-lama terlarut dalam kenakalan dan kemaksiatan kepada-Nya. Terlalu banyak dosa ini jika tak terhentikan oleh mengingat kematian.
Semoga dengan pengumuman dipagi hari, tiap manusia tidak hanya sebatas mendengarkan saja tapi lebih memikirkan dan tersadarkan kembali bahwa setiap jiwa-jiwa yang bernyawa suatu saat akan merasakan kematian.
Kematian bukan untuk ditakuti tetapi menjadi satu sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khoiliq. Bukan takut pada kematian melainkan takut pada Sang Maha Kuasa seandainya ketika dijemput belum bisa maksimal menyiapkan bekal yang akan dipersembahkan kepada-Nya. Takut jika diri ini masih senantiasa berbuat keburukan yang tak henti-hentinya. Takut jika diri ini masih tak mampu melaksanakan kebaikan-kebaikan yang menjadi perintah-Nya.
Siapa yang tak mau masuk ke dalam surga? Setiap muslim menginginkan masuk ke dalam surga. Kematian akan menjadi jalan dia untuk masuk ke dalam surga. Bagaimana bisa masuk ke dalam surga jika diri ini belum meninggal dunia? Kematian yang akan menentukan seseorang akan masuk ke dalam surgakah atau ke dalam neraka? Tergantung amal perbuat yang dikerjakan manusia selama berada di dunia. Jika lebih banyak kebaikan yang dia kerjakan maka surga menantikannya tapi jika amal buruk yang lebih mayoritas maka neraka menyala-nyala telah disiapkan untuknya.
Siapkanlah yang terbaik selama masih berada di dunia ini. Beramal sholeh yang terbaik, melakukan hal-hal yang terbaik secara maksimal untuk dijadikan bekal kelak ketika dijemput-Nya. Biarkan diri ini dengan yakin dan ikhlas nama kita disebutkan pada saat pengumuman dipagi hari nanti.