Seorang Ustadzah di acara siraman ruhani di televisi pernah ditanya tentang penampilan Muslimah masa kini yang sangat modis dan trendi. Apakah boleh perempuan berpakaian modis dan trendy seperti itu, dengan aneka gaya berkerudung dan mode busana?
Ustadzah tersebut menjawab, “ Tidak apa-apa berpenampilan dengan gaya, yang penting tetap melaksanakan shalat… Saya sering melihat perempuan dandan sampai 2 jam, 3 jam, eh giliran waktu shalat, tidak shalat…, karena sayang sama dandanannya…”
Jawaban yang sungguh lugas dan mengenai sasaran.
Namun ada versi lain tentang berbusana ini yang menurut saya sudut pandangnya lebih mengena. Seorang ibu bertanya kepada rekan saya, Ustadzah dari Semarang. Ibu ini seorang yang suka dengan detil penampilan, dari sisi, mode, warna, bahan pakaiannya.
Pertanyaannya mirip : Bolehkah ia memperhatikan dan mementingkan hal tersebut dalam berbusana?
Jawaban ustadzah tersebut, “ Begini ibu, saat ibu berkaca dan melihat penampilan ibu, tanyakan pada diri ibu, apakah Allah akan menyukai penampilan ibu. Lantas saat bertemu dengan orang lain, apakah penampilan ibu mengingatkan pada akhirat, membawa nuansa spiritual, bukan duniawi semata-mata….”
Jadi itu intinya.
Apakah penampilan seorang perempuan lebih menyiratkan sisi dunia saja, atau ada suasana spiritual di sana. Warna spiritual ini sesuatu yang sebenarnya lebih dalam dari kulit. Karena ada pengaruh cinta Allah di sana.
Jika menyiratkan sisi duniawi, perhatian orang ada pada mode busananya, merek tas atau sepatunya, bahan bajunya atau indahnya asesorisnya.
Jika warna spiritual yang dominan, kesejukan akan terpancar dari raut wajahnya, tutur katanya adalah hikmah lautan ilmu, dan kehadirannnya membuat orang ingat akan segala amal baik dan ingin melakukannya. Tidak menjadi soal lagi apakah ia berkain halus atau berkain kasar. Memakai perhiasan mahal atau tak mengenakan perhiasan apapun. Melihatnya, cukup untuk menyamankan hati siapapun.
Semoga kita bisa menjadi perempuan spiritual seperti itu.
Caranya bagaimana? Mendekat saja kepada Allah dengan menyempurnakan kewajiban. Meraih cinta Allah dengan amal sunnah yang banyak. Janji Allah, jika Allah mencintai kita, Allah jadilah seluruh makhluk condong hatinya untuk mencintai kita.
Hmm, ayo menjadi perempuan spiritual.
Ida Nur Laila