Terkikisnya Hak Asasi Manusia (HAM) tidak hanya terjadi di Mesuji, Sumatera Selatan. Namun hampir di setiap penjuru dunia itu ada, termasuk pelanggaran HAM yang tak usai-usai di Palestina– negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Oleh sebab itu pada bulan Desember, bulan kelahiran gerakan Intifadhah (sebuah gerakan perlawanan rakyat Palestina atas penindasan negara zionis Israel), diadakan aksi kemanusiaan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jum’at (16/12).
“Atas nama kemanusiaan, kami melakukan aksi di sini (HI). Selain itu juga mengenang perlawanan rakyat Palestina yang hingga kini masih terjajah,”ungkap Direktur Dompet Dhuafa, Arifin Purwakananta, disela-sela aksi itu.
Aksi ini, lanjut Arifin, untuk mengajak masyarakat luas untuk tidak melupakan Palestina, satu-satunya negara anggota Konferensi Asia Afrika di Indonesia dahulu yang masih terjajah dan belum menikmati kemerdekaan sama sekali.
Dalam aksi tersebut juga ada sekelompok komunitas Punk atau People Under Knowledge. Uniknya, Punk ini berbeda dari Punk kebanyakan. Mereka menamakan diri Punk Muslim
“Punk Muslim tidak keluar dari gaya subkultur Punk pada umumnya. Yang membedakan, kami berideologi muslim,”jelas Luthfi Zamawi (28) salah satu pendiri Punk Muslim di Jakarta.
Masih dalam aksi kemanusiaan tersebut, Luthfi menjelaskan Punk Muslim tidak melakukan aksi anarki, melainkan dengan aksi teatrikal untuk melawan Zionis Israel.
“Kami sangat vokal terhadap masalah sosial dan HAM, karena masalah HAM bukanlah hanya masalah agama. Semua orang pada dasarnya ingin bebas, merdeka.”Lanjut Luthfi PM, yang kuliah jurusan Jurnalistik Universitas Ibnu Khaldun (UIKA), Bogor.
Lagu yang berjudul “Jika aku manusia” menjadi penyemangat dalam aksi yang berakhir pada pukul 09.45 WIB.
“Wajib aku membenci Zionis” begitulah secuil kutipannya.
Source:
http://www.undergroundtauhid.com/
http://www.beningpost.com/