Jikalau ada ibadah yang menjadi rahasia antara hamba dan Tuhannya, ibadah tersebut tiada bukan dan tiada lain adalah puasa, sebab puasa yang mengetahui adalah diri manusia sendiri dan Allah semata.
Berbeda dengan ibadah wajib lainnya seperti sholat berjamaah, berzakat, naik haji dan kebaikan-kebaikan yang ada interaksi dengan sesama manusia merupakan ibadah-ibadah yang dapat diketahui orang lain. Sedangkan puasa, satu-satunya ibadah yang menjadi rahasia antara hamba dan Tuhannya.
Mungkin, setiap orang mampu membohongi orang lain dengan mengatakan dirinya puasa, tapi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri dan Allah. Apakah dia berpuasa ataukah tidak berpuasa? Kalau dilihat dari kesehariannya dia tidak makan dan tidak minum layaknya orang yang berpuasa ketika berada ditengah-tengah orang banyak. Namun, kita tidak bisa mengatahui pada saat dia berada dalam kesendirian. Apakah dia tetap tidak makan dan tidak minum? Pada saat dia berada di rumahnya ataupun pada saat di kamar tanpa ada orang yang melihat. Kewajiban kita hanya bisa berprasangka baik kepada sesama muslim. Yakinlah dia sedang berpuasa pada hari ini.
Inilah yang membuktikan bahwa puasa adalah rahasia antara hamba dan Tuhannya. Balasannya pun langsung diberikan oleh Allah. Tak ada satupun manusia yang mengetahui berapa nilai pahala puasa yang dia kerjakan. Tak ada satupun ayat yang menuangkan tentang nilai puasa sebab puasa nilai pahalanya dibalas langsung oleh Allah.
Dalam sebuah hadist Qudsi diterangkan dengan jelas tentang balasan bagi orang yang berpuasa,
Allah berfirman: “Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya…” (Muttafaq ‘Alaih)
Selain puasa, kita ambil contoh seperti sholat berjamaah dan shodaqoh yang nilai pahalanya. Sholat berjamaah kita ketahui bersama bahwa orang yang mendirikan sholat secara berjamaah maka akan mendapatkan pahala duapuluh tujuh kali jika dibandingan dengan orang yang mendirikan sholat sendirian.
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda “Shalat Jamaah lebih utama dua puluh tujuh kali dibanding shalat sendiri”. (H.R. Bukhari Muslim)
Sedangkan untuk pahala shodaqoh, Allah menjelaskan di dalam kalam-Nya pada surah Al Baqarah ayat 261
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Dua contoh ibadah diatas tertera dengan jelas balasannya di dalam hadits ataupun Al-Qur’an. Namun, puasa tidak ada dijelaskan sebab kita akan memperoleh balasan pahala langsung dari Allah. Maka dari itu, kita maksimalkan puasa pada Ramadhan kali ini agar bernilai besar disisi-Nya. Biarkanlah rahasia ini tertutup rapat yang hanya akan menjadi rahasia antara hamba dan Tuhannya.