Bulan Ramadhan begitu cepat berlalu layaknya waktu yang terus berjalan. Detik demi detik meninggalkan usia kita. Banyak cara mengisi bulan suci ini dengan berbagai macam ibadah yang bersifat personal maupun kolektif. Dan segalanya bisa dilakukan oleh siapapun, tanpa kenal usia, kelamin, dan tempat. Itulah keberkahan Allah di bulan ini.
Karena Ramadhan adalah momentum untuk taqarrub dan semakin dekat dengan Allah Zat yang telah memberikan banyak sekali nikmat kepada hamba-Nya beriman, termasuk di dalamnya adalah karunia Ramadhan ini. Allah menyediakan berbagai fasilitas ibadah dalam skala yang luas kepada kita untuk meraup pahala dan kebaikan di dalamnya. Karenanya, sungguh sangat merugi orang yang tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Merugilah ia serugi-ruginya. Bulan ini demikian istimewa di mata-Nya, di hadapan malaikat-Nya dan seluruh makhluk besar lainnya. Sampai-sampai langitpun tersenyum dan membuka diri bagi setiap mukmin yang beramal shaleh, bumi mencurahkan kasih-sayangnya, neraka ditutup rapat-rapat dengan berlapar-lapar di siang hari dan berletih-letih dalam ibadah di malam harinya.
Tilawah Al Qur’an harus menjadi prioritas utama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt. Indah nian saat-saat berdialog di bulan suci ini. Bahkan Rasulullah saw menganjurkan kita untuk bisa mengkhatamkannya berkali-kali. Luas biasa. Coba resapi baik-baik. Khatam berkali-kali. Bukan sekedar membaca berjuz-juz atau berlembar-lembar, tapi hitungannya adalah berapa kali Anda khatam selama Ramadhan?! Jadi, jangan mau ketinggalan untuk meraup keutamaan pahala tilawah Al Qur’an ini. Karena setiap hurufnya akan di balas di atas 700 kebaikan. Mengapa sebanyak itu atau bisa jadi lebih banyak dari itu? Ini lantaran tilawah di bulan Ramadhan adalah sarana paling utama mengisi amal shalih karena-Nya.
Dalam surat Al Baqarah ayat 184, Allah berfirman, “Bulan Ramadhan ini adalah bukan diturunkannya Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan dari petunjuk dan (menjadi) pembeda..”
Sudah selayaknya bagi kita yang sudah pandai membaca Al Qur’an harus memperhatikan target-target tilawah ini. Misalnya sudah berapa kali anda khatam? Bagi yang belum bagus bacaannya, maka ia harus mencari guru untuk mengoreksi bacaannya agar menjadi bagus dan meningkatkan kuantitas bacaannya. Bagi yang sama sekali belum bisa baca dan masih terbata-bata maka seyogyanya ia bergegas mencari guru/pembimbing khusus untuk mengajarinya. Jangan malu-malu dengan segala kekurangan ini. Karena malu-malu berarti dekat dengan kebodohan. Dan bulan suci ini adalah kesempatan baik untuk menjadi bisa dalam segala hal yang belum kita mampui. Termasuk tilawah Al Qur’an.
Dengan tilawah ini, Insya Allah segala pintu kebaikan dan pengetahuan akan terbuka. Ia akan menjadi sarana bermesraan dengan Allah swt dengan cara mengenali-Nya lewat ayat-ayat-Nya, baik yang qouliyyah maupun yang kauniyyah. Ayat-ayat qouliyyah adalah ayat-ayat yang tertulis di dalam Al Qur’an dan kita dituntut bisa membacanya dengan baik sesuai hukum tajwid yang berlaku. Sementara ayat-ayat kauniyyah adalah ayat-ayat alam semesta di sekeliling kita sebagai tanda kekuasaan-Nya yang teramat besar. Dan itu semua harus kita baca, kita pikirkan, kita renungkan dan kita hafal agar kita selalu ingat akan kebesaran Allah swt di dunia ini.
Dengan pandai membaca Al Qur’an dan mengerti isinya, maka otomatis petunjuk Allah semakin melekat dalam jiwa kita. Dan inilah inti dari takwa itu. Yakni bisa istiqomah (teguh) dengan hidayah Allah sampai maut menjemput kita. Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang berpegang teguh dengan (tali) Allah maka ia telah ditunjuki ke jalan yang lurus.”(Al Baqarah: 101)
Insya Allah, interaksi kita dengan Al Qur’an yang dimulai dari membaca yang baik, memahami, menghayati, menghafalkan dan mengamalkannya adalah langkah-langkah menuju kesempurnaan hidayah-Nya. Dan ke depan akan terbuka pintu-pintu lain yang saling menyempurnakan sumber hidayah ini dari berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan.