Kelemahan Hadits Ramadhan Dibagi Tiga: Rahmat, Ampunan, dan Pembebasan dari Neraka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.”
Takhrij
Hadits ini diriwayatkan Imam Ibnu Abi Ad Dunia dalam Fadha`il Ramadhan (37), Al Uqaili dalam Adh Dhu’afa` Al Kabir (750), Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (3146), dan Ibnu Adi dalam Al Kamil (3, 311), dan Al Baghdadi dalam Al Muwadhdhah (Bab Huruf Sin, biografi Saif bin Wahab); dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. Dan Al Mahamili dalam Al Amali (287) dari Salman Al Farisi Radhiyallahu ‘Anhu.
Derajat Hadits: Dha’if Jiddan
Ibnu Hajar mendha’ifkan hadits ini dalam Lisan Al Mizan pada biografi Maslamah bin Ash Shult.
Adz Dzahabi mendha’ifkan hadits ini dalam Mizan Al I’tidal (3446).
Al Huwaini berkata, “Ini adalah hadits batil.” [1]
Dalam Silsilah Al Ahadits Adh Dha’ifah (1569), Al Albani berkata, “Hadits mungkar.” Dan dalam Dha’if Al Jami’ Ash Shaghir (4944), Al Albani mengatakan; Dha’if jiddan (lemah sekali).
_____________________
[1] Al Fatawa Al Haditsiyah, Jilid 1, Hlm 291. Program Al Maktabah Asy Syamilah.