Ramadhan, Momentum Untuk Dongkrak Derajat Taqwa

Taqwa adalah wasiat dari Allah SWT dan para RasulNya. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” [QS Ali Imran: 102]

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga bersabda, “Bertaqwalah kalian kepada Allah di mana pun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus kejelekan. Dan perlakukanlah manusia itu dengan akhlak terpuji.” [HR Tirmidzi]

Sungguh, sejatinya taqwa telah menjadi suatu wasiat yang abadi karena mengandung kebaikan dan manfaat yang sangat besar bagi terwujudnya kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Taqwa merupakan kumpulan dari semua kebaikan dan pencegah segala kejahatan. Dengan taqwa, seorang mukmin akan mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah SWT, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” [QS An-Nahl: 128]

Perintah untuk mencapai derajat taqwa kemudian dilanjutkan dengan penjelasan umum tentang cara-cara untuk mencapainya dalam sebuah firman Allah SWT, “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.” [QS Al-Baqarah: 21]

Ibadah yang dimaksud dalam ayat ini masih dalam bentuk umum, mencakup ibadah wajib dan ibadah sunnah. Ibadah wajib terdiri dari shalat, puasa, zakat, dan haji, ditambah dengan kewajiban-kewajiban sosial yang diperintahkan oleh Al-Qur’an, seperti berbuat baik kepada orangtua, kerabat, yatim, tetangga, teman dekat, fakir miskin, dan musafir. Sedangkan yang termasuk ibadah sunnah misalnya berdzikir kepada Allah SWT, berdoa kepada-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya. Ibadah-ibadah tersebut semuanya dipersiapkan untuk membentuk setiap Muslim menjadi insan bertaqwa.

Di antara kewajiban-kewajiban ibadah yang diperintahkan tersebut, secara lebih khusus, Allah SWT. menekankan pada perintah puasa sebagai sarana pembentukan insan yang bertaqwa, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” [QS Al-Baqarah: 183]

Itqa dan taqwa memiliki makna menjauhi. Dan, taqwallah artinya menjauhi kemarahan dan murka Allah SWT. serta meninggalkan apa yang membuat kemarahan Allah SWT. Dengan demikian, taqwa harus diwujudkan dengan melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Taqwa sendiri pada dasarnya adalah takut kepada Allah SWT yang merupakan perbuatan hati. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS Al-Hajj: 32]. Rasulullah SAW juga menegaskan, “Takwa itu ada di sini”. Beliau mengulanginya sampai tiga kali sambil menunjuk ke dada beliau. [HR Muslim dari Abu Hurairah]

Mengapa puasa Ramadhan diperintahkan oleh Allah untuk menjadi sarana untuk mencapai derajat taqwa? Karena di dalam bulan Ramadhan terkumpul hampir semua aktifitas peribadatan. Selain puasa, ada shalat Tarawih, shalat Witir, tilawatil Qur`an, kajian keislaman, zakat, infaq, shadaqah, dan i’tikaf. Selain itu, balasan pahala di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan untuk memicu umat Islam meningkatkan amal salehnya.

Kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan inilah yang juga dirasakan oleh para salafush shalih. Karena begitu banyak kebaikan yang diberikan Allah SWT di bulan Ramadhan, seperti dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dibelenggunya setan, sehingga tidak dapat leluasa mengganggu manusia. Dan, puncaknya adalah diturunkannya Al-Qur`an sebagai pedoman bagi manusia. Pada malam diturunkannya Al-Qur’an, Allah SWT menjadikannya lebih baik dari seribu bulan.

Lebih jauh, indikasi tercapainya ketaqwaan sebagai buah tarbiyah Ramadhan dapat dilihat dari perilaku seseorang ba’da Ramadhan. Seseorang yang bertaqwa senantiasa berupaya mencari sarana (wasilah) yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT [QS Al-Maidah: 35]. Seorang yang bertakwa selalu berkata benar (qaulan sadida) [QS Al-Ahzab: 70]. Orang yang bertakwa senantiasa berteman dengan orang-orang saleh [QS At-Taubah: 119]. Orang bertakwa senantiasa mengutamakan ukhuwah Islamiyah dan menjaga tali silaturrahim [QS Al-Anfal: 1]. Orang bertakwa senantiasa mencari harta yang halal, tidak memakan harta riba, dan harta-harta yang diperoleh dengan cara syubhat.

Oleh karena itu, mari kita tumpahkan kerinduan dan suka cita dalam mengisis bulan Ramadhan. Sukseskan diri kita untuk meraih rahmat,  maghfirah, dan pembebasan dari siksa neraka. Insya Allah.

 

Oleh: Agung Shamsuddin, IMUSKA, Korea Selatan