Rezeki allah yang mengatur– Mengenai rezeki memang allah yang mengatur dan yang menentukan, akan tetapi kita sebagi manusia kewajiban untuk berikhtiar atau berusaha untuk menjemput rezeki yang telah ditetapkan oleh allah swt. Jadi jangan kawatir soal rezeki karena allah yang menjamin.
Nah, dalam pembahasan kali ini admin akan menyajikan tentang dali-dalil yang mendukung tentang rezeki Allah swt yang mengatur, Supaya kita bertambah yakin kepa Allah swt bahwa rezeki yang kita dapatkan itu hanyalah pemberian dari Allah.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang bunyinya seperti di bawah ini,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Kemudin, adap pula hadist Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yng berbunyi.
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnul Qayyim juga mengatakan,
“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah “dengan hikmahNya” berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti “dengan rahmatNya” membukakan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Rezeki Allah Yang Mengatur Dari Satu Jalan
Coba renungkanlah bagaimana keadaan janinn di dalam rahim, terdapat makanan datang menghampirinya, yang berupa darah dengan SATU JALAN, yakni pusar yang menghubungkan janin dengan Ibu. Kemudian, ketika janin keluar dari perut seorang ibu, maka terputuslah jalan rezeki yang satu itu.
Rezeki Allah Yang Mengatur Dari Dua Jalan
Tidak sampai di situ, kemudian Allah telah membuka DUA JALAN REZEKI untuknya [yaitu dua puting susu dari ibunya], Serta Allah mengalirkan untuknya melalui dua jalan itu, yang mana rezeki yang lebih baik dan lezat dibandingkan dengan rezeki yang pertama tadi, itulah rezeki dari Allah yakni susu murni yang lezat untuknya.
Rezeki Allah Yang Mengatur Dari Empat Jalan
Tidak berhenti sampai di situ ketika masa menyusui telah habis, maka terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah akan membuka untuknya EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan sama dengan halnya dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
Rezeki Allah Yang Mengatur Dari Delapan Jalan
Selanjutnya ketika ia meninggal, maka terputuslah empat jalan rezeki dari Allah, Tapi kemudian Allah Ta’ala akan membuka jalan baginya jika dia merupakan hamba yang beruntung yakni DELAPAN JALAN REZEKI, yang dimaksud adalah pintu-pintu surga yang memiliki jumlah delapan, Ia boleh masuk surga dari mana saja yang ia kehendaki.
Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.
Masihkah kita khawatir dengan rezeki?
Ingatlah, rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi dengan adil.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)