Setiap makhluk hidup membutuhkan materi untuk bertahan hidup, baik itu berupa uang maupun yang lainnya. Setiap orang berusaha mencari nafkah untuk memenuhi hajat hidupnya. Mengais rezeki dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang menjadi karyawan, ada pula yang menjadi pengusaha. Semuanya bertujuan untuk meraih rezeki dari Allah Swt.
Namun, adakalanya manusia mengejar harta dengan cara yang tidak tepat. Ada suatu ilustrasi yang dikemukakan oleh penulis buku best seller tentang Rezeki yakni Ippho Santosa. Jika rezeki diibaratkan kupu-kupu, maka cara terbaik untuk mendapatkan rezeki yang berlimpah bukanlah dengan menangkap kupu-kupu satu per satu.
Jika kita menangkap kupu-kupu menggunakan jaring, paling yang kita dapat hanya 1-2 kupu-kupu. Kalau dikumpulkan, paling hanya terkumpul ratusan kupu-kupu. Kita menangkapnya karena merasa senang bermain dengan kupu-kupu. Namun, jika kita menangkapnya dan meletakkannya di sarang, kita akan merasa cemas kupu-kupu itu akan lepas.
Jika kita ingin bermain dengan kupu-kupu dengan senang, mengapa kita tidak membangun sebuah taman yang indah saja? Bangunlah tamannya, tanamlah bunga-bunga yang dapat mengundang kupu-kupu datang ke taman kita. Kita juga tidak khawtir kupu-kupu akan hilang. Jika yang satu pergi, maka akan ada kupu-kupu lain yang datang.
Begitulah cara mencari rezeki yang benar. Kupu-kupu ibarat uang, dan taman adalah aset/kekayaan yang bisa mendatangkan uang. Asset ini bisa berupa sebuah bisnis, properti, atau aset produktif lainnya. Jika kita menguasai taman bunga (sumber-sumber yang dapat mendatangkan rezeki), kita tidak akan capek menangkap kupu-kupu (mencari uang). Maka dari itu, penting kiranya kita membangun bisnis atau aset produktif yang dapat mendatangkan pundi-pundi uang.
Fokus membangun taman yang indah akan membuat kita didatangi oleh kupu-kupu dalam jumlah banyak. Hidup kita kan lebih tenang karena tidak mengejar uang, namun malah dikejar-kejar uang. Jika kita punya sumber rezeki, kita punya lebih banyak waktu untuk beribadah dan untuk keluarga, sehingga rezeki yang kita dapatkan betul-betul dapat dirasakan manfaatnya untuk diri sendiri, keluarga dan untuk orang lain.
Galilah ilmu untuk membangun taman, bukan untuk mengejar kupu-kupu. Siap?