Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”.(An Nisa 75)
Aksi pembantaian terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya yang akhir-akhir ini santer diberitakan di berbagai media cetak dan online, sampai saat ini masih menyisakan kepiluan terhadap umat muslim di belahan dunia manapun. Bagaimana tidak, aksi kejam yang dilakukan masyarakat etnis Budha itu sudah tidak nampak lagi sebagai prilaku manusia. Pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Hingga kini sebuah media online melansir, tidak kurang dari 6.000 jiwa meninggal dunia.
Tentu kejadian deskriminasi terhadap etnis muslim seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi, jauh sebelum ini, agresi militer Israel yang menginjak-nginjak kedaulatan bangsa Palestina, secara terang-terangan terjadi didepan mata kepala Dunia, PBB, Liga Arab, UNICEF pun tak mampu berbuat banyak. Bahkan Amerika sebagai bangsa besar yang diharapkan bisa meredam konfrontasi yang terjadi dan memberikan pertolongan terhadap Palestina ternyata terbukti lebih memihak kepada kebengisan Israel. Begitupun yang terjadi di Suriah, pembantaian yang dilakukan oleh Presiden Bashar Al Assad dan satuan keamanan negaranya sangat menciderai rasa beragama dari umat muslim diseluruh dunia. Bashar Al Assad yang seorang syiah secara terang-terangan melukakan hal keji terhadap bangsanya sendiri, bahkan info terbaru pada awal Ramadhan ini, tercatat 145 muslim tewas terbantai mengenaskan , tentu aksi pembantaian, penyiksaan dan pemerkosaan ini akan menjadi hal yang mencoreng wajah peradaban Timur Tengah.
Api pembantaian itu kini berlabuh dimasyakarat etnis muslim Rohingya, dan Indonesia, sebagai bangsa yang berjumlah penduduk muslim terbanyak didunia ada dimana? Dimana media-media besar Indonesia yang sewajibnya meliput hal ini? Dimana posisi bangsa yang dahulu kerap menjadi mediator perdamaian konfrontasi antar negara? Dimana pemuda muslim Indonesia? Dimana rasa prikemanusian masyarakat Muslim Indonesia? Bukankah presiden bangsa ini adalah seorang muslim yang ‘katanya’ religius? Lalu dimana andil terbesar bangsa ini? Mungkin dalam masalah ini tak perlu sampai presiden disalahkan. Karena jangankan ikut andil dalam keamanan luar negeri, bahkan dalam negeri sendiri pun rasa aman terlalu mahal untuk terwujud.
Terutama untuk pemuda muslim Indonesia
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain.” (HR. Muslim)
Mungkin kalian belum tahu tentang tragedi bengis ini, atau kalian tak ingin tau sama sekali tentang ini. Tapi inilah yang terjadi pada saudaramu di Palestina, di Suriah, di Afghanistan, dan kini di Rohingya. Tragedi yang terjadi pada orang-orang yang bersaksi tentang Allah sebagai Tuhannya dan Muhammad adalah seorang utusanNya. Mungkin kalian kini lelah menyerukan sebuah kebenaran atau kalian telah bosan mengutuk kebusukan. Tapi sekali lagi inlah yang terjadi pada saudaramu. Harga diri agama yang dilukai, hak asasi manusia yang di injak-injak, dan ternyata kita tak mampu berbuat apapun.
Untuk itu, marilah bersama-sama kita gugah kembali rasa kepedulian kita, kita angkat issue ini secara lebih intens, kita suarakan kembali takbir perlawanan kita. Sungguh, kini aksi dari pemuda muslimlah yang ditunggu mereka. Terutama aktivis mahasiswa muslim yang dulu kerap mewarnai jalanan dalam aksi menyuarakan kebenaran. Kepada LDK, HMI, KAMMI, HTI serta cendikia muslim yang berfikir dan bernurani.
Mari sama-sama, kita lakuakan aksi terbaik kita sebagai bentuk dari rasa keprihatinan dan kepedulian kita. Turun kejalan,aksi literasi informasi terbaru tentang kondisi mereka, bahkan sampai kemampuan terkecil kita yang mampu kita lakukan untuk mereka, ialah doa kita kepada Allah, doa keselamatan untuk saudara seakidah kita yang kini sedang tertindas, doa agar Allah menghancurkan segala bentuk penistaan terhadap agama ini, doa agar Allah mengahancurkan kaum kafir yang melukai Islam dan umat muslim.
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. (Muslim: 4677)