Jika ingin menggapai syahid (saksi dan bukti) bahwa Allah Ta’ala itu Maha Agung dan betapa benarnya janji-Nya dengan meninjau hakekat dunia, maka sungguhlah dapat tergapai ia. Dunia telah bersaksi dan kita menyaksikan akan pengkhianatan dunia terhadap penyembahnya; akan hinanya dunia dan para pengejarnya; telah binasanya para pecinta dunia lalu terkenang sisa keburukan mereka.
Budak-budak dunia, persembahkan mahya dan mamat mereka untuk dunia. Namun dunia tak berikan apa-apa melainkan letih dan ketidakpuasan. Akhirnya rata-rata mati penasaran. Mati dengan menyisakan penasaran terhadap puncak kenikmatan dunia yang belum pernah dan tak pernah didapat. Dunia dengan kerendahannya, membuat fatamorgana melalaikan fikiran penyembahnya yang pendek. Lupalah manusia akan tujuan. Hilanglah kelak kebahagiaan.
Karena itu, Rasulullah telah ingatkan hinanya dunia, tak semizan dengan sayap serangga. Dan jika kita menyaksikan dan mengetahui apa yang beliau saksikan dan ketahui, maka sungguhlah kita akan sedikit tertawa dan berbanyak menangis.
Kadang, saudaraku, manisnya tumbuhan iman, baru ada setelah tangisan.
Kadang, saudaraku, karena tiada tangisan, qalbu pun kerontang kegersangan.
Malamnya pecinta dunia adalah kesiangan.
Siangnya pecinta dunia adalah kemalaman.
Hidup terbalik bagi mereka. Pengkhianatan demi pengkhianatan bertunasan. Jika rangkaian khianat sudah menggelapi jiwa, maka tak heran mereka katakan ‘mahya dan mamat kami untuk ketiadaan’. Mereka tak dapatkan apa-apa, hingga kelak di Hari yang tiada seorang pun bicara tanpa izin dari-Nya, mereka tak punya kata-kata selain:
[1] “Mohon kembalikan kami ke dunia…kami akan beramal saleh”
[2] “Ya Rabb, merekalah guru-guru sesat kita, adzablah mereka lebih besar”
[3] “Duh aduuuh…, andai saya dulu cuma jadi tanah saja”
Untuk yang pertama, dikabarkan oleh Allah:
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ
“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. [Q.S. Fathir: 37]
Untuk yang kedua, dikabarkan oleh Allah:
رَبَّنَا هَٰٓؤُلَآءِ أَضَلُّونَا فَـَٔاتِهِمْ عَذَابًۭا ضِعْفًۭا مِّنَ ٱلنَّارِ ۖ
“”Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. [Q.S. Al-A’raf: 38]
Untuk yang ketiga, dikabarkan oleh Allah:
يَٰلَيْتَنِى كُنتُ تُرَٰبًۢا
“Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”.[Q.S. An-Naba’: 40]
Maka mari kita pertinggi kadar iman, dengan bersaksi dengan kenyataan setelah bersaksi dengan ayat al-Qur’an bahwa:
فَمَا مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
“kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” [Q.S. At-Taubah: 38]