Dalam setiap postingan tentang perempuan, saya hampir selalu mengkampanyekan “Muslimah Work at Home”. Tentunya ini semua bukan tanpa alasan, mengingat tugas seorang perempuan yang demikian besar, terlampau besar malahan. Seorang perempuan adalah seorang ibu atau calon ibu. Ibu adalah guru dari segala guru. “Ibu itu laksana sekolah yang besar, apabila kamu menyiapkan dengan baik, berarti kamu telah menyiapkan sebuah bangsa yang harum namanya.” Tanggung jawab yang paling utama seorang ibu adalah menjaga tauhid anak-anak dan keluarganya, agar kelak iman mereka tidak mudah digadaikan.
Selain dalam hal pendidikan anak, seorang wanita juga “harus” memikul pekerjaan rumah tangga yang luar biasa. Sedikit mereview, tentang apa yang ada di benak sebagian besar masyarakat tentang ibu rumah tangga, yang notabene kesehariannya adalah di rumah, yang sampai sekarang pun pandangan itu masih saja berkembang. Pada umumnya mereka beranggapan bahwa seorang ibu rumah tangga hanyalah perempuan yang sehari-hari hanya berkutat pada dapur, anak, bersih-bersih, dan berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya, sehingga menciptakan sebuah pandangan baru bahwa profesi sebagai ibu rumah tangga tidak mungkin bisa menjadi sesuatu yang lebih daripada profesi lainnya.
Mereka pun beranggapan bahwa seorang muslimah tidak mungkin bisa merambah lini-lini kehidupan yang lebih luas, apa lagi jika muslimah itu hanya seorang ibu rumah tangga. Mereka beralasan bahwa muslimah memiliki banyak sekali keterbatasan yang disebabkan faktor pakaian, kemampuan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Sepertinya sepele, tapi kalau dilihat lebih dekat, semua pekerjaan rumah tangga itu luar biasa efeknya. Ia turut menentukan keberhasilan sebuah cita mewujudkan “rumahku surgaku” dan kalau dituruti tidak akan pernah ada habisnya. Jenuh dan bosan pasti melanda. Dibutuhkan kebesaran hati untuk menjalani semuanya.
Begitu besarnya tugas seorang wanita, maka tak ayal saya memilih untuk meninggalkan tempat kerja saya yang selama ini telah memberikan banyak pembelajaran untuk saya. Sedikit demi sedikit saya mulai mewujudkan mimpi-mimpi saya. Muslimah Work at Home, menjadi boss di tempat sendiri, bebas mengatur waktu sendiri, bebas mengatur pemasukan dan pengeluaran sendiri.Menjadi seorang entrepreneur, atau tepatnya saya membahasakannya menjadi mompreneur.
Dan faktanya, justru pandangan-pandangan masyarakat di atas memang dapat diruntuhkan oleh konsep ‘mompreneur’ yang saat ini sudah mulai berkembang. Mompreneur adalah sebuah konsep yang mirip sekali dengan konsep SOHO (Small Office, Home Office) di mana seorang ibu rumah tangga bekerja cukup hanya dari rumahnya saja. Pekerjaan yang dilakukan bukan lah semata-mata pekerjaan rumah tangga, melainkan sebuah usaha atau bisnis yang mekanisme dan operasionalnya dilakukan dari rumah. Bahkan lewat bisnis rumahan ini, seorang muslimah bisa menjadi CEO bagi perusahaannya sendiri.
“Segalanya dimulai dari rumah”, begitu ungkapan sederhananya. Model usaha yang dirintis bisa berasal dari berbagai bidang sesuai dengan hobi masing-masing. Lalu bagaimana pemasarannya kalau kita hanya berbisnis lewat rumah? Salah satunya adalah lewat internet. Bahkan ada juga yang membuat jaringan distributor sendiri di tiap-tiap daerah.
Melihat tantangan ke depannya yang akan dihadapi oleh muslimah, mulai dari tuntutan ekonomi, pendidikan anak, membangun generasi yang kokoh, tentu peran muslimah di rumah menjadi hal utama yang harus diperhatikan secara serius.
Jangan sampai, muslimah sibuk di luar rumah tetapi anak dan rumah tangganya tidak dididik dengan benar. Dengan adanya mompreneur, muslimah pun bisa tetap menjalankan fitrahnya sebagai istri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya tanpa harus mengubur potensi wirausaha nya di dalam dapur atau rumah. Selain bisa mendapatkan penghasilan, muslimah juga bisa memiliki banyak sekali teman dan saudara dalam jaringan bisnisnya. Menjadi bermanfaat bagi orang lain.
____________________________________________________
*Ditulis bersama sahabat IMWAH (Indonesian Muslimah Work At Home)