Saat membahas kitab Ad-Daa’u wad Dawaa’ pada kajian selepas maghrib, Ustadz Muhammad Nur Ihsan menceritakan kisah yang didengarnya langsung dari gurunya yaitu Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin al-Abbad al-Badr.
Syaikh Abdurrazzaq menceritakan kisah yang dialami oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu ta’ala.
Suatu hari Syaikh Bin Baz mengeluhkan sakit pada pinggangnya. Setelah diperiksakan ke dokter diketahui bahwa ginjal syaikh bermasalah sehingga harus dioperasi untuk menyembuhkannya.
Ditentukanlah waktu operasi, beberapa hari setelah pemeriksaan tersebut. Selama masa tunggu pelaksanaan operasi, Syaikhsenantiasa membacakan al-Fatihah pada bagian yang sakit.
Ketika waktu operasi tiba, Syaikh diperiksa kembali untuk memastikan kondisi kesehatannya. Alhamdulillah. Penyakit yang dideritanya ternyata sudah sembuh, tanpa harus dioperasi.
Ini membuktikan khasiat rukyah dengan al-Fatihah, atau al-Qur’an secara keumuman. Al-Qur’an adalah penyembuh bagi penyakit lahir ataupun batin. Asalkan disertai keyakinan yang tinggi sebagai penyembuh.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu berada dalam safar (perjalanan jauh), lalu melewati suatu kampung Arab.
Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu.
Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah (melakukan pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al Qur’an, -pen) karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.”
Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.”
Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah. Akhirnya, pembesar tersebut sembuh.
Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau.
Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al Fatihah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu Al Fatihah adalah ruqyah (artinya: bisa digunakan untuk meruqyah, -pen)?”
Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.” (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201)