Saat tanda kemukjizatan Kitab Al-Maqru (Qur’an) tak sampai di relung-relung akal manusia, dipersilakanlah mereka untuk menatap, menghirup, mendengar, meraba Kitab Al-Manzhur. Ialah sebuah kitab yang terbentang luas & senantiasa mengembang, bernama alam semesta.
Surah Ar-Ruum mengajak manusia untuk mulai menerobos dinding akal mereka kepada pemahaman hikmah atas alasan eksistensi semesta alam, yang hakikatnya semua kejadian, secuil apapun, adalah Ayat / tanda kekuasaan-Nya. Yang tujuannya adalah mengembalikan manusia untuk selalu meng-Esa-kan Nya. Dan memeluk erat, tanpa sedikitpun terlepas, dari petunjuk-Nya yang disampaikan oleh Rasul Mulia [29-32].
Sebuah kabar ‘Futuristik’ Al-Qur’an yang menjanjikan kemenangan di Laut Mati untuk bangsa Romawi yang tak sampai 9 tahun mendatang. Di mana kala Surat ini diturunkan, mereka dikalahkan bangsa Persia di negeri Syam. [1-5]
Para Quraisy Politeis ikut bergembira atas kemenangan saudara Persia-nya yang juga punya banyak sesembahan itu. Namun singkat berselang, mereka kembali bersedih karena bangsa Romawi yang diwarnai agama samawi (Nasrani) kembali memukul mundur Persia. Demikianlah, “Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mengenai (kehidupan) akhirat mereka lalai” [7].
Dari peristiwa pergantian kemenangan itu, sikap ketidaktahuan mereka kepada petunjuk adalah serupa kegirangan manusia yang merasa mulia karena kedatangan gumpalan awan mendung hingga turun hujan. Padahal sebelum merasa dimuliakan itu, mereka amat putus asa. Sebuah pergantian suasana hati yang kosong akan keyakinan bahwa semua datangnya hanya dari rahmat Allah yang menghendaki manusia untuk tunduk pada protokol Syari’at-Nya [47-49]
Maka Allah hadirkan dalam surat ini, sekian banyak ayat Allah yang dahsyat di jagad semesta [20-25]. Seakan semesta ingin mengatakan kepada manusia yang tiada beriman itu, “Jika memang kalian tak bisa melihat petunjuk dari membaca kitab Al-Qur’an, perhatikanlah ayat-ayat yang terpampang di sekitarmu. Ada banyak hal tersembunyi di masa-kini maupun masa-depan, yang tak kalian pahami hakikatnya. Bahwa kalian tak tahu ternyata kemenangan bangsa Persia hanya sementara [1-5].”
“Juga, bahwa sebagaimana abad 21 saksikan, ternyata sistem ekonomi yang diharapkan dunia selama berabad-abad; sistem Riba, terbukti mulai tak laku karena ternyata yang menumbuhkan perekonomian dunia adalah sistem ekonomi yang di dalamnya ada nilai-nilai keadilan Zakat [39].”
Mungkin, dunia kini telah akui kebobrokan sistem ekonominya dibanding yang Islam tawarkan. Kemudian beramai-ramai mereka mulai manfaatkan keunggulan tawaran itu. Itulah pengetahuan mereka atas kehidupan dunia [7]. Namun, ummat Islam yang meyakini seluruh kebenaran yang Al Qur’an dan Rasul sampaikan, takkan pernah gelisah atas kehebatan-kehebatan material yang selalu dituju kaum yang tak beriman itu [60]. Karena, yakinlah kami atas kemaha-hebatan janji kemenangan, hikmah, dan pengaturan Allah SWT pada alam semesta ini.
Selamat menikmati sajian lezat surah Ar-Ruum yang memuat ayat-ayat semesta, bagi yang tergiur akan aromanya yang memikat akal. Selamat menikmati pula sajian surat-surat lain yang masing-masing mempunyai citarasa khas yang terhidang dalam sebuah kitab mu’jizat yang tak lekang oleh zaman; kitab Al-Qur’an Al-Karim…
Wallahu a’lamu bish shawab
Bisikan Amru Khalid dalam kitab Khowathir Qur’aniyah / “Isyarat Qur’ani” penerbit Al I’tishom Cahaya Umat
Dapatkan english-version e-booknya “Qur’anic Reflections – Amr Khaled” di Download Gallery http://dakwah.info/featured/amr-khaled-quranic-reflections/
World Traveller, Jakarta
Website