Seni Membangun Cinta Sejati

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, yang dimuat dalam sebuah situs berita, sebelum tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3 persen dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok pada rentang usia 14-19 tahun, dan di dunia internasional, jumlah perokok di Indonesia menempati peringakat lima di bawah China, AS, Jepang, dan Rusia. (okezone.com)

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat pengguna narkoba di Indonesia sekitar 3,2 juta orang, atau sekitas 1,5 persen dari jumlah penduduk negeri ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.000 orang menggunakan narkotika dengan alat bantu berupa jarum suntik, dan 60 persennya terjangkit HIV/AIDS, serta sekitar 15.000 orang meninggal setiap tahun karena menggunakan napza (narkotika, psikotropika dan zat aditif) lainnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di Indonesia pernah berhubungan seks. Hasil survei lain juga menyatakan, satu dari empat remaja Indonesia melakukan hubungan seksual pranikah dan membuktikan 62,7 persen remaja kehilangan perawan saat masih duduk di bangku SMP, dan bahkan 21,2 persen di antaranya berbuat ekstrim, yakni pernah melakukan aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar dari akibat dari perilaku seks bebas. Bahkan penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara) Bandung antara tahun 2000-2002, remaja yang melakukan seks pra nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah melakukan aborsi lebih dari satu kali. Data ini didukung beberapa hasil penelitian bahwa terdapat 98% mahasiswi Yogyakarta yang melakukan seks pra nikah mengaku pernah melakukan aborsi.

Secara kumulatif, aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta kasus per tahun. Setengah dari jumlah itu dilakukan oleh wanita yang belum menikah, sekitar 10-30% adalah para remaja. Artinya, ada 230 ribu sampai 575 ribu remaja putri yang diperkirakan melakukan aborsi setiap tahunnya. Sumber lain juga menyebutkankan, tiap hari 100 remaja melakukan aborsi dan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja meningkat antara 150.000 hingga 200.000 kasus setiap tahun. Selain itu survei yang dilakukan BKKBN pada akhir 2008 menyatakan, 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah. Dan, para pelaku seks dini itu menyakini, berhubungan seksual satu kali tidak menyebabkan kehamilan. Sumber lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas (Jawa Pos, 28-5-2001). Dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari total kasus (Jawa Pos, 9-4-2005).

Cintai Dirimu Sendiri

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik r.a, pelayan Rasulullah saw, bahwa Rasulullah saw bersabda “Seorang diantara kalian tidak dikatakan beriman sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam syarah hadits arba’in Al Imam Yahya bin Syarafuddin An Nawawi dijelaskan bahwa hakikat mencintai disini berarti mencintai segala kebaikan untuk saudara muslim sebagaimana mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri dan membenci segala keburukan untuk saudara muslim sebagaimana membencinya untuk dirinya sendiri.

Ketika kita sendiri belum mampu memilah dan memilih mana yang baik dan yang buruk bagi diri sendiri, berarti kita belum mampu mencintai diri kita sendiri. Manusia bukanlah makhluk individu, melainkan juga makhluk social, yang mana segala apa yang ada dalam dirinya berpotensi membawa pengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Ketika pemaknaan mencintai diri sendiri adalah dengan memuaskan segala keinginan diri, dengan melakukan berbagai penyimpangan social, kemadharatan, bahkan tindakan merusak/merugikan diri sendiri, maka dengan demikian, begitu pulalah cara kita mencintai saudara kita, yaitu dengan “merusaknya”. Mencintai bukanlah merusak, Mencintai adalah sebuah ungkapan penjagaan dan kepedulian, penjagaan dan kepedulian terhadap keberlangsungan nilai kebaikan.

Mulailah belajar mencintai dirimu sendiri dan mengenali segala nilai kebaikan bagi dirimu sendiri. Jika kau tidak mampu mengenali segala nilai kebaikan bagi dirimu sendiri, lantas bagaimana kau mampu mengenali segala nilai kebaikan bagi saudaramu? Jika kau tidak mampu mencintai dirimu sendiri, lantas bagaimana caramu mencintai saudaramu?

“Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk orang-orang yg merugi” (QS.Al-A’raf : 23)

Oleh : Meylina Hidayanti, Sragen
Blog