Akhir-akhir ini masyarakat kita mulai tertarik dengan film-film yang bermuatan agama atau yang lebih sering disebut dengan film religi. Apalagi bila datang bulan Ramadhan dan Syawal, seakan jamur yang muncul di musim hujan, hampir bisa kita jumpai di berbagai stasiun televisi menayangkan film yang bertemakan religi dengan alur cerita yang bervariasi. Film religi menjadi booming seiring dengan kebutuhan sebagian umat Islam akan siraman penyejuk rohani yang mulai kering akibat tayangan-tayangan yang tidak mendidik.
Ramainya tayangan religius di televisi adalah tren yang tidak akan pernah berakhir. Inilah salah satu ciri kebangkitan Islam, yang ditandai dengan kesadaran kaum muslimin, Islam sebagai solusi hidupnya. Sayang, tumbuhnya budaya ikut-ikutan menjadikan tayangan islami mengalami degradasi. Banyak tayangan yang mengatas namakan religius sebenarnya bukan. Kalau satu tayangan berhasil, semua ikut membuat yang sama, akibatnya rakyat menjadi jenuh, jengkel melihat tayangan yang berbau mistik, tapi dibilang religius.
Seharusnya film yang masuk dalam kategori Islami adalah yang memberikan solusi Islam dari awal sampai akhir. Saat ini, kebanyakan film berorientasi pada pasar dan kegemaran masyarakat. Misalnya, cerita penjahat digambarkan kejahatannya, pada saat insaf hanya digambarkan beberapa menit saja sebelum film itu usai.
Kalau boleh disebut, diantara film Islami Indonesia yang menuai sukses dan pengerjaannya berdasarkan syariat Islam adalah film Fatahillah karya sutradara terkemuka Chairul Umam yang berkisah tentang kepahlawanan penyebaran Islam di Batavia. Kedua film Ketika Cinta Bertasbih yang pengerjaannya langsung oleh Kang Abik atau Habiburrahman As Sirazi, dan lebih layak disebut islami dari film Ayat-Ayat Cinta sebelumnya yang penuh kerancuan yang bisa pembaca temukan sendiri.
Setelah mencermati perfilman di Indonesia, mari sekarang kita melirik serial drama islami dari Timur Tengah. Seakan sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap Ramadhan produser film Timur Tengah membuat serial islami selama Ramadhan, seperti yang sudah-sudah beberapa tahun ini adalah serial Khalid bin Walid, Yusuf Ash Shiddiq, Omar bin Khatab dan di tahun ini serial drama berjudul Khaybar tentang peperangan pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan Yahudi.
Serial ini sangat menarik karena menampilkan sejarah permulaan Islam, permusuhan Yahudi kepada dakwah Islam, bagaimana mereka menyalakan fitnah antara kaum Muhajirin dan Anshar dan memusuhi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam .
Film ini dibuat oleh Perusahaan Ico Media Mesir, sebagai produser Muhammad Aziziyah, penulis skenario Yusri Al-Jundi dan pengarah musik adalah Walid Al-Hasyim. Para bintangnya berasal dari lima negara Arab yaitu Mesir, Urdun, Iraq, Suriah dan Qatar di antaranya Aiman Zaidan, Muhammad Al-Qabbani, Jawad As-Syakarji, Ubair Isa, Ahmad Mahir, Salafah Ma’mar, Samih As-Sarithi, Jamil Barahimah, Mihyar Khadhur, Qamar Khalaf, Sina’ Syafi’ dan Wesam Al Barikhi.
Perang Khaibar terjadi 20 hari setelah perjanjian Hudaibiyah, pasukan Islam hanya berjumlah 1400 sahabat pernah bersama beliau di Hudaibiyah. Telah diketahui bahwa sepulang mereka dari Hudaibiyah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat sebagai janji kemenangan dari-Nya dan perintah untuk memerangi Yahudi di Khaibar dalam firman-Nya : “Allah menjanjikan kepada jam harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan) mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Fath: 20)
Ahli Tafsir mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan harta rampasan (ghanimah) yang banyak kepada kamu Muslimin, sebagai pendahuluan adalah harta rampasan yang mereka peroleh pada perang Khaibar, merekalah yang nantinya akan mendapat jatah ghanimah. Adapun orang-orang badui dan munafik tatkala mereka mengetahui para sahabat akan menang dan mendapat harta rampasan perang, maka mereka mau ikut dalam peperangan tersebut supaya mendapatkan bagian dari ghanimah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Orang-orang Badui yang tinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, “Biarkan kami, niscaya kami mengikuti kamu..” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya. Mereka mengatakan, “Sebenarnya kamu dengki dengan kami.” Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.” (QS. Alfath: 15)
Demikian itu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengkhususkan rampasan perang Khaibar sebagai balasan jihad, kesabaran dan keikhlasan para sahabat yang ikut di Hudaibiyah saja.
Pasukan Islam dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib yang sedang sakit mata lalu diobati oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan ludah beliau dan sembuh seketika seakan-akan tidak pernah merasakan sakit. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyerahkan bendera perang pada Ali dan berwasiat kepadanya: “Ajaklah mereka kepada Islam sebelum engkau memerangi mereka. Sebab, demi Allah, seandainya Allah memberi hidayah seorang di antara mereka lewat tanganmu maka sungguh itu lebih baik bagimu dari pada unta merah (harta bangsa Arab yang paling mewah kala itu).” (HR. Muslim)
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa khaibar di antaranya bahwa sepanjang sejarah dan sejak masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahkan sampai sekarang, Yahudi selalumemusuhi umat Islam dan mengkhianati setiap perjanjian yang mereka buat, merekalah yang telah membunuh para rasul dan nabi lantaran kekufuran dan kedengkian mereka.
Satu hal yang menarik dari serial ini bahwa produser menjauhi hal-hal yang tidak sesuai syariat seperti munculnya para Sahabat terutama khulafa’ Rasyidin seperti dalam serial Omar bin Khatab. Sahabat yang ada hanya Nuaim bin Mas’udyang diperankan Muhammad Qabbani, Nuaim adalah seorang sahabat dari Bani Gathafan yang menyembunyikan keislamannya dari orang musyrik, Bani Gathafan dan orang Yahudi. Sehingga dia bisa leluasa bergerak membantu pasukan islam menyingkap rencana-rencana Musyrikin-Yahudi memerangi umat Islam.YusriA l-Gindi pun berusaha agar serial ini sesuai dengan detil-detil sejarah sampai tidak ada orang yang mengkritik atau mencela adegan dalam serial ini.
Demikian ulasan kami tentang serial drama Khaybar semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian sebagai alternatif tontonan di bulan Ramadhan ini.
Bagi Anda yang ingin menyaksikannya melalui streaming, silakan klik di tautan Youtube dan 3 Arab TV.